Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
ANGGOTA Komisi I DPR Muhammad Farhan menyebut seseorang warga negara Jerman yang mendatangi Markas Front Pembela Islam (FPI) beberapa waktu lalu bukan diplomat. Diduga, WNA itu bekerja sebagai intelijen.
“Ketika dilakukan penyelidikan ke beberapa sumber kita di Berlin langsung, dia bukan pegawai pemerintah. Tercatat, dia sebagai pegawai BND (Bundesnachrichtendienst). BND itu intelijen Jerman,” ujar Farhan dalam program Crosschek Medcom. id, bertajuk Teka Teki Telik Sandi di Markas FPI melalui telekonferensi, kemarin.
Farhan menambahkan Komisi 1 telah menaruh curiga sejak Kedutaan Besar Jerman tidak mengindahkan rekomendasi untuk melakukan persona non-grata terhadap WN Jerman itu.
Pasalnya, persona non-grata tidak berlaku bagi nondiplomat. “Orang ini memang tidak bisa dipersona non-grata, tapi akan masuk cekal. Harusnya dicekal. Kita lagi tunggu, kenapa
tidak ada pengumuman cekal atau sudah masuk blacklist,” jelasnya.
Sebelumnya seorang staf Kedubes Jerman mendatangi markas FPI di Petamburan, Jakpus, beberapa hari yang lalu. Pada Minggu (20/12), Kementerian Luar Negeri memanggil
perwakilan Kedubes Jerman untuk meminta klarifi kasi dan menyampaikan protes.
Dalam pertemuan, pihak Kedubes Jerman membenarkan keberadaan staf kedutaan di sekretariat organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab itu.
Perwakilan Kedubes Jerman menyebut staf tersebut datang atas inisiatif pribadi tanpa perintah atau sepengetahuan pimpinan Kedutaan Besar Jerman.
Anggota Komisi III DPR Habiburokhman pun menduga Jerman tengah menunganggi FPI untuk kepentingan tertentu. FPI pun diminta waspada.
“Gak mungkin pihak luar itu ada keinginan baik. Gak mungkin sekadar pingin tahu, yang mungkin malah ada tendensi-tendensi memanfaatkan situasi untuk kepentingan mereka,
bukan keuntungan FPI,” ujar Habiburokman.
Politikus Partai Gerindra itu menyakini pemerintah Indonesia mampu untuk menyelesaikan sengkarut permasalahan yang melibatkan FPI tanpa bantuan dari negaranegara lain. “Jangan libatkan orang lain, akan lebih runyam dan kacau, pada akhirnya kita sendiri rugi,” jelasnya. (Medcom/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved