Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

11 Januari, Siswa Bogor Bisa Belajar di Sekolah

Dede Susianti
22/11/2020 21:30
11 Januari, Siswa Bogor Bisa Belajar di Sekolah
.(Antara)

PEMKOT Bogor mengeluarkan kebijakan baru terkait pemberlakuan sekolah tatap muka.

Hal itu mengikuti arahan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud), pembelajaran jarak jauh (PJJ) diganti dengan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Saya didampingi oleh disdik, dinkes, dan perwakilan dari BMPS, Badan Musyarwah Perguruwn Swasta, dewan pendidikan, kantor cabang dinas provinsi, serta dari kemenag, kami melakukan pembahasan untuk menyikapi arahan pak menteri,"ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam jumpa pers khusus terkait PJJ dan PTM, Minggu (22/11).

Pertama, lanjut Bima, pihaknya melihat banyak hal yang selama ini memag terlihat jelas terkait dengan PJJ. Terutama dampak-dampaknya bagi siswa, sekolah, orang tua, dan lain-lain.

"Jadi yang disampaikan pak mentri, PJJ itu tidak maksimal. Semakin lama PJJ dilakukan, kemudian semakin banyak dampak negatifnya,"katanya.

Namun demikian, sambungnya, pihaknya juga menyepakati bahwa kesehatan dan keselamatan adalah hal yang paling utama.

"Kesehatan dan keselamatan paling utama, yang tidak bisa ditukar dengan hal apapun,"katanya.

Karena itu, lanjutnya, rencana untuk kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, harus diiringi dengan kesiapan dan kepastian dari beberapa aspek, diantaranya protokol kesehatan.

Poin kedua, jelasnya, PJJ yang kemudian nanti akan dilanjutkan dengan pembelajaran tatap muka, hanya akan bisa dilaksanakan apabila memenuhi ketentuan.

Pertama, mendapatkan izin dari pemerintah daerah, disepakati dan disetujui oleh komite sekolah, dan juga kepala sekolah.

"Artinya kalau hanya kepsek saja tanpa didukung oleh komite, itu tidak bisa. Jadi komite sekolah, dalam hal ini orang tua unsur yang penting yang bisa memberikan izinnya,"jelasnya.

Kemudian, lanjut Bima, pihaknya juga menyepakati bahwa pembelajaran tatap muka bisa dilakukan pada bulan Januari, dimulai secara bertahap.

"Kami tidak berbicara rencana untuk membuka langsung semua pada tanggal 11 Januari 2020. Tapi semua akan dilakukan bertahap. SMA dulu, baru SD, SMP, dan itupun kapasitasnya masih sekitar 30% saja. Dan dilakukan secara hybrid atau campuran. Atau kombinasi. Jadi masih ada jarak jauh, diselingi tatap muka," pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik