Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta diingatkan untuk serius menangani persoalan banjir di Ibu Kota. Seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait juga wajib berkoordinasi guna mengatasi bencana itu.
Demikian dikatakan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, kemarin. Selain itu, penting bagi pemprov untuk memperhatikan penanganan dan pemulihan atas dampak pandemi covid-19.
“Karena memang masalah di Jakarta itu ada tiga, yaitu macet, banjir, dan pandemi covid-19. Untuk banjir ini, saya minta komitmennya untuk kerja yang betul,” ujar Prasetyo.
Dalam eksekusi kegiatan penanganan banjir, Prasetyo juga meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga. Upaya tersebut perlu dilakukan agar tidak terulangnya peristiwa banjir yang diakibatkan program revitalisasi trotoar di sejumlah wilayah di Jakarta.
“Dalam waktu dekat saya juga akan menggagas apel siaga banjir untuk mengetahui jumlah pasukan biru, oranye, hijau, alat-alat berat yang akan disiapkan. Supaya apa? Supaya kita tahu kekuatan kita menghadapi musim penghujan yang saat ini sudah terjadi,” kata dia.
Ia menilai anggaran yang disiapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Rancangan APBD 2021 cukup besar. Anggaran penanggulangan banjir yang diusulkan Tim Anggaran Peme rintah Daerah (TAPD) mencapai Rp4,05 triliun.
Besaran itu diperoleh dari dana pinjamanan pemerintah pusat ke DKI dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk peningkatan infrastruktur pengendalian banjir sebesar RP3,1 triliun. Sisanya diperoleh dari APBD DKI Jakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas SDA Juaini menjelaskan sebagian besar dari total anggaran penanggulangan banjir sebesar Rp4,05 triliun dalam KUA-PPAS RAPBD 2021 akan digunakan untuk pembebasan lahan dalam kegiatan pelebaran kali dan pembangunan waduk.
Selain itu, terang dia, dana tersebut diarahkan untuk pembangunan dan rehabilitasi sistem polder pengendali banjir, revitalisasi pompa pengendali banjir, pembangunan tanggul pengaman pantai (NCICD A), pembangunan drainase vertikal, perencanaan dan pengembangan flood supporting information system, dan penataan kawasan Kota Tua.
“Untuk pekerjaan hingga akhir tahun ini, kita fokus pada pengerukan waduk, situ, embung yang telah dilaksanakan dari Maret sampai Desember,” tukas Juaini.
Alat berat
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur terus mela kukan pengantisipasian banjir. Ada tiga waduk yang sejauh ini dalam proses pengerukan, yaitu Waduk Pondok Rangon, Waduk TIU Sodetan, dan Waduk Wirajasa.
Kemarin, Wali Kota Jakarta Timur M Anwar kembali meninjau lokasi pengerukan di Waduk Pondok Rangon A, Wa duk Pondok Rangon B, dan Waduk Pondok Rangon C. Dari peninjauan tersebut, Anwar melihat harus ada percepatan dalam proses pengerukan waduk.
“Sebab curah hujan sudah semakin meninggi di musim hujan ini. Ada juga penambahan alat berat untuk mengeruk sedimentasi waduk. Untuk proses pengerukan Waduk Pondok Rangon sekarang tambah menjadi 15 alat berat, dari awal hanya delapan alat berat,” tutup Anwar. (Hld/Put/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved