Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PAKAR Hukum Tata Negara Refly Harun menegaskan pertanyaannya dalam video Youtube tidak bermaksud memancing Sugi Nur Raharja menyebarkan ujaran kebencian terhadap Nahdlatul Ulama (NU).
"Iya tidak ada yang salah, salahnya di mana gitu, karena ketika orang lain yang nanya dia akan jawab yang sama," papar Refly di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (3/11).
Refly mengklaim wawancara yang dilakukannya tidak hanya bicara soal kasus yang tengah dipermasalahkan. Ia juga mengatakan video kolaborasinya dengan Sugi Nur telah melalui hasil pengecekan ulang sebelum disebar di Youtube.
"Oh ada iya. Sekarang saya tanya sama kalian coba baca video-video lain yang jauh lebih keras dari itu ya banyak dan saya menganggap itu adalah sebuah kritik," ungkapnya.
Apalagi, terang Refly, video tersebut sudah ditayangkan terlebih dahulu melalui akun Youtube Sugi Nur sendiri.
"Makanya saya diperiksa ini. Gambarnya berbeda tapi kontennya sama," terang Refly.
Baca juga: Refly Sebut Ide Awal Pembuatan Video dari Sugi Nur
Adapun Refly Harun telah memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri untuk menjadi saksi dalam kasus dugaan ujaran kebencian terhadap Nahdlatul Ulama (NU) yang menjerat Sugi Nur Raharja.
Refly Harun mendatangi Bareskrim Polri sekitar pukul 10.00 WIB, untuk menemui penyidik Iptu Elias Munthe dan tim direktorat tindak pidana siber Bareskrim Polri.
"Saya datang sebagai saksi dalam perkara tindak pidana menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan SARA," tutur Refly, Selasa (3/11).
Refly juga menampik sengaja memancing pernyataan kontroversial Sugi Nur lewat pertanyaannya.
"Kan Gus Nur bilang ditanya siapapun kalau soal hal itu dia akan jawabnya sama," ungkapnya.(OL-5)
Dalam kalender yang digunakan umat islam, ada bulan tertentu yang dimaknai lebih mulia. Selain Ramadan dan Rajab, Muharram juga menjadi bulan yang dirayakan umat Islam dengan suka cita.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menguatkan kolaborasi dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) untuk bersama-sama mengatasi masalah bangsa yang terjadi.
Sheikh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa mengungkapkan pujiannya kepada Nahdlatul Ulama (NU), atas peran dan kiprahnya di bidang kemanusiaan dan dunia internasional.
Dalam kegiatan ini, ratusan kader Muslimat NU dari berbagai daerah hadir mengikuti pembelajaran dan pemetaan potensi diri melalui metode Talent DNA yang dikembangkan oleh Founder ESQ
TUJUH puluh tahun telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung mempertemukan para pemimpin dari negara-negara baru merdeka.
Pada era Soeharto, peran Islam dalam politik luar negeri Indonesia sering disampingkan karena pemerintah lebih mendorong kebijakan luar negeri yang bebas-aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved