Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Anies Sebut 'Testing Rate' Jakarta Setara Singapura dan Jepang

Putri Anisa Yuliani
23/7/2020 12:40
Anies Sebut 'Testing Rate' Jakarta Setara Singapura dan Jepang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan(MI/Ramdani)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dalam menangani covid-19 tingkat kemampuan tes atau 'testing rate' menjadi sangat penting. Dari testing rate itu akan tersaji keakuratan data penularan covid-19 dan laju kecepatan penularan yang akan menjadi dasar kebijakan penanganan covid-19 di suatu daerah.

WHO juga memberikan standar bagi testing suatu daerah agar bisa menyajikan data yang akurat mengenai covid-19, yakni jumlah testing per pekan. Minimal 1.000 orang per 1 juta penduduk.

Anies memaparkan bahwa testing rate Jakarta sudah melebihi standar WHO, bahkan sudah mencapai tiga sampai empat kali lipat standar WHO.

"Kita setara (kemampuan testing-nya) dengan kota-kota maju dunia. Dengan Singapura. Dengan Jepang. Kita setara karena kita empat kali lipat," kata Anies dalam sambutannya di acara peresmian Pusat Layanan Masyarakat Polres Metro Jakarta Utara pagi ini.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu memandang data yang dihasilkan akurat. Saat ini tingkat positif 'positivity rate' covid-19 dari banyaknya pengetesan, menurutnya, masih dalam ambang batas WHO, yakni 5,8%.

Baca juga: DKI Usul Pengunjung Tempat Hiburan Malam Kantongi Hasil Tes Rapid

"Dikatakan aman juga tidak, tapi di ambang batas. Tapi kalau kita mengatakan positivity rate 5,8% maka itu betul-betul 5,8% karena sampelnya cukup. Tapi bila testing-nya sedikit, tapi 'positivity rate'-nya tinggi, nah ini berbahaya nih," ujarnya.

Ia pun meminta agar data tersebut dilihat secara keseluruhan dan bukan hanya dilihat dari penambahan kasusnya saja.

Sebab, menurutnya, bila penambahan kasus covid-19 berkisar puluhan, tetapi jumlah penduduknya sedikit, tingkat penularan di daerah itu bisa dikatakan tinggi. Namun, bila jumlah penduduk sangat banyak dan penambahan kasusnya sama-sama berkisar puluhan, bisa dikatakan laju penularannya rendah.

"Sayangnya selama ini kita selalu mengatakan hari ini tambah 400, hari ini tambah 200. Padahal 400 dari 10.000 testing itu hanya 4%, tapi kalau 400 dari 1.000 testing itu namanya 40%. Nah kita lupa melihat persentasenya," tukasnya.

Sementara itu, jumlah kasus baru covid-19 Jakarta terus mengalami peningkatan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi.

Berikut ini data jumlah kasus covid-19 di DKI Jakarta:
- 12 Juli, 404 kasus
- 20 Juli, 361 kasus
- 21 Juli, 441 kasus
- 22 Juli, 382 kasus

Saat ini secara kumulatif total kasus covid-19 yang terkonfirmasi di Jakarta adalah 17.535 kasus. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik