Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
BERBAGAI jenis sepeda berseliweran di penjuru Ibu Kota dan wilayah penyangga. Seolah tidak takut dengan pandemi korona, masyarakat justru berbondong-bondong mengayuh sepeda, memenuhi ruas jalan seperti semut menyusuri kembang gula.
Ya, virus sepeda yang menjangkiti warga kini menjadi gaya hidup. Virus gowes menular dari orang ke orang dengan berbagai alasan, mulai menjaga kesehatan, membunuh rasa bosan di rumah selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), hingga sekadar menikmati pemandangan dan udara segar.
Tidak dinafi kan, permintaan sepeda di tengah wabah covid-19 kian meningkat. Poni Hartini, pemilik Toko Sepeda Usaha Baru di Kranji, Kota Bekasi, misalnya. Wanita paruh baya itu mengaku mendapat pesanan cukup banyak sejak April lalu, ketika memasuki Ramadan.
Padahal, pada bulan puasa tahun-tahun sebelumnya, pembelian sepeda sangat sepi. Ia mengaku sempat kekurangan stok karena pasokan dari distributor dan pabrik telah habis.
“Alhamdulillah puasa kemarin kegiatan ada terus, enggak kebayang sama sekali. Makanya bulan puasa sekarang itu berkah, sampai puncaknya habis Lebaran,” kata Poni kepada Media Indonesia, kemarin.
Penjualan sepeda yang pesat juga dialami Iman Firman, 31, pemilik Toko JKT Sepeda di Taman Sari, Jakarta Barat. Iman mengaku mulai memetik cuan (laba) sejak bulan puasa tahun ini.
Jenis sepeda lipat buatan lokal dan impor masih menjadi primadona. Berikutnya, sepeda gunung (mountain bike/MTB), sepeda balap (road bike), sepeda hibrida, dan BMX (bicycle motocross) termasuk yang diburu pecinta kendaraan bertenaga otot.
Omzet yang didapat, terang Iman, meningkat 300% ketimbang masa normal. Kenaikan harga sepeda, menurutnya, disebabkan dua faktor, yaitu beberapa pabrik sepeda yang dapat membaca situasi dengan sengaja menaikkan harga dan aktivitas reseller.
Harga yang semakin melambung tinggi membuat Yasir, 27, warga Jakarta, mengurungkan niatnya untuk membeli sepeda dalam waktu dekat. Ia mengakui kemauan untuk membeli sepeda semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
“Sejujurnya saya masih memantau harga-harga sepeda, masih ingin ikutan gowes,” pungkasnya. (Tri Subarkah/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved