Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DIREKTUR Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan pihaknya telah memeriksa Nus Kei buntut dari penganiayaan dan perusakan rumah yang dilakukan oleh kelompok John Kei pada Minggu (21/6) kemarin.
"Nus Kei dipanggil sudah dari awal. Yang kita lakukan, kenapa melakukan penangkapan itu kan berdasarkan dari alat bukti. Apakah alat bukti itu? Salah satunya adalah keterangan saksi. Saksi siapa? Salah satunya adalah saksi korban," papar Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Selasa (22/6).
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Tubagus mengatakan bahwa Nus Kei sempat mendatangi lokasi penganiayaan anak buahnya yang dilakukan oleh kelompok John Kei di Kosambi. Hal tersebutlah yang mengakibatkan kelompok John Kei tidak mendapati Nus Kei di kediamannya yang terletak di Cipondoh, Tangerang.
"Kalau dari keterangannya itu dia mendatangi TKP yang satu yang di Kosambi ya. Jadi dia meninggalkan rumah untuk mendatangi TKP satu," ujar Tubagus.
Lebih lanjut, Tubagus menduga bahwa kemungkinan besar, Nus Kei mengetahui rencana penyerangan yang dilakukan kelompok John Kei ke kediamannya.
Diketahui, anak buah John Kei melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan anak buah Nus Kei bernama Yustus Dorwing Rahakbau meninggal dunia. Selain itu, satu orang atas nama Angki Rumatoradan mengalami luka berat akibat empat ruas jarinya terputus.
Baca juga: Polisi: John Kei, Big Boss di Balik Aksi Premanisme
Di tempat terpisah, menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana sebanyak 15 orang anak buah John Kei dengan empat unit mobil menyambangi kediaman Nus Kei di Cluster Australia, Perumahan Green Lake, Kota Tangerang. Saat itu, mereka hanya mendapati isteri dan anak John Kei.
"Isteri dan anaknya (Nus Kei) kemudian berusaha meninggalkan tempat dan terjadilah pengeruskan rumah tersebut mulai dari pintu, ruang tamu, kamar yang dirusak oleh kelompok tersebut kurang lebih 15 orang," papar Nana.
Berdasarkan pemaparan Nana, konflik antara John Kei dan Nus Kei dilatarbelakangi oleh bagi hasil penjualan tanah. John Kei merasa merasa dikhianati oleh Nus Kei karena tidak mendapatkan hasil penjualan tanah. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved