Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

MUI: Moderasi Islam untuk Tangkal Radikalisme

Ant
19/6/2020 22:15
MUI: Moderasi Islam untuk Tangkal Radikalisme
Ilustrasi(MI/ Bary F)

KETUA Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Yusnar Yusuf Rangkuti mengatakan radikaliasme adalah ajaran pemikiran menyimpang dari paham yang sebenarnya tentang Islam itu sendiri.

Adanya pemikiran yang menyimpang dari Islam itu dikarenakan memahami terhadap ajaran yang tidak sempurna dan kurang mendalam.

“Kemudian memandang orang lain itu tidak sesuai dengan pandangan dia. Inilah yang kemudian menjadi paham radikal. Padahal paham yang benar tentang Islam itu tentunya adalah ‘Ya’lu Wala Yu’la ‘alaihi’ yang artinya adalah Islam itu adalah sesuatu agama yang lebih tinggi dari pada agama yang lain sehingga tidak perlu khawatir,” ujarnya, Jumat (19/6).

Yusna yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah ini menyampaikan, salah satu cara untuk membendung penyebaran paham radikalisme ialah melalui dakwah tanpa henti guna meluruskan pandangan melenceng.

“Dakwah harus terus dilakukan tanpa henti untuk memberikan pandangan yang benar dan meluruskan padangan-pandangan yang melenceng terhadap Islam itu tadi. Sehingga masyarakat memiliki paham yang benar bahwa Islam itu adalah agama yang rahmatan lil alamin (rahmat semesta alam) dan tidak mengajarkan kekerasan ataupun melakukan aksi terorisme,” tuturnya.

Menurut Yusnar, sebenarnya perbedaan pendapat di dalam agama Islam adalah suatu hal yang biasa. Contohnya mengenai adanya kebijakan yang mengatakan boleh shalat Jumat beberapa gelombang saat pandemi korona.

“Ada yang mengatakan boleh dilakukan bergelombang, berganti-gantian sebagai upaya untuk mencegah peyenbaran virus corona. Ini juga sempat menjadi pertentangan di media. Tapi ya silakan saja salat Jumat sesuai yang ditetapkan, kan itu hanya sementara saja yang tujuannya baik untuk mencegah penyebaran virus,” ujar Wakil Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) tersebut.

Yusnar mengatakan perlunya moderasi beragama untuk menanamkan sikap toleransi keberagaman kepada masyarakat.

Menurut dia, imunitas terhadap paham radikal itu sudah ada pada diri masing-masing manusia. Namun demikian, imunitas itu juga dapat dibantu dengan vaksin antiradikalisme untuk meningkatkan kekuatannya dalam melawan virus radikalisme yang menyimpang.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada umat muslim di Indonesia untuk kembali memunculkan keramahtamahan yang dimiliki masyarakat Indonesia. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan antar sesama warga bangsa ini dan terhadap warga bangsa lain.

"Kembalilah kita galakkan senyum yang ramah kepada semuanya, karena dengan senyum itu akan terlihat bahwasannya bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang ramah, bangsa yang sangat toleran,” pungkasnya. (OL-8).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya