Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
WAKIL Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN, Zita Anjani menyayangkan masih adanya kerumunan saat pendistribusian sembako oleh Pemprov DKI Jakarta. Padahal, selama ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) warga dilarang berkerumun.
“Saya lihat pembagian bantuan di beberapa titik, malah membuat kerumunan baru. Takutnya yang tidak sakit jadi kena (Covid-19) karena bertemu sama warga yang sakit," kata Zita dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (17/4).
Seharusnya, tidak boleh ada lagi kerumunan karena pembagian sembako itu dibagikan langsung ke rumah warga.
Zita juga meminta kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), memastikan bantuan itu tepat sasaran. Ia menerima banyak laporan dari warga kurang mampu yang jusrru tidak mendapat sembako.
"Harusnya kelurahan setelah menerima data, harus di verifikasi dulu. Makanya RT RW memberikan data paling tidak H-1 minggu. Biar bisa diverifikasi agar tepat sasaran. Kalau sudah oke, baru didistribusi," terangnya.
Dalam penyaluran sembako pun, lanjut Zita, diawasi oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), sehingga bisa tertib dan tidak ada kerumunan.
Soal salah sasaran sembako terjadi pada warga Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara yang mengembalikan 22 paket sembako, karena merasa tidak berhak menerima bantuan.
"Ada 22 paket sembako yang dikembalikan oleh warga yang tinggal di RW 07 Kelurahan Kelapa Gading Barat. Bukan penolakan, mereka merasa bilangnya masih ada warga yang lebih pantas menerima sembako," jelas Camat Kelapa Gading, M Harmawan kepada Media Indonesia, Jakarta, Kamis (16/4). (OL-8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved