Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BUPATI Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa rata-rata pasien positif terinfeksi virus korona yang berdomisili di Kabupaten Bogor Jawa Barat lantaran tertular di kereta rel listrik (KRL).
"Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL. Dari data yang ada rata-rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta," ujarnya, Jumat (17/4).
Menurutnya, berdasarkan catatan Gugus Tugas Covis-19 Kabupaten Bogor, wilayah dengan jumlah warga paling banyak terinfeksi, yaitu zona merah yang terdapat stasiun KRL, seperti Kecamatan Cibiniong dan Bojonggede.
Ade Yasin menyayangkan langkah pemerintah pusat yang tetap mengoperasikan KRL di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta serta Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).
"Jadi mohon kepada pemerintah pusat untuk mendengar aspirasi kami semata-mata untuk memutus mata rantai korona," kata perempuan yang juga merupakan Ketua DPW PPP Jawa Barat itu.
Seperti diketahui, Pemkab Bogor mencatat ada 16 kecamatan di Kabupaten Bogor masuk dalam zona merah, sesuai domisili masing-masing pasien korona.
Dari 16 kecamatan, Cibinong merupakan wilayah dengan pasien terbanyak, yakni 12 orang, selanjutnya Gunung Putri sembilan orang.
Kemudian Kecamatan Bojonggede tujuh orang, Cileungsi enam orang, Ciampea tiga orang, Tajur Halang, Kemang, Citeureup dan Babakan Madang masing-masing dua orang, serta Parung Panjang, Ciseeng, Ciomas, Ciawi, Jonggol, Leuwisadeng, dan Gunung Sindur masing-masing satu orang.
Pada periode yang sama, Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat jumlah positif terinfeksi virus koronadi Kabupaten Bogor sebanyak 56 pasien.
"Total ada 56 kasus positif COVID-19, empat di antaranya sudah sembuh, dan lima meninggal dunia," pungkas Ade. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved