Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MESKI khawatir, ternyata mayoritas masyarakat Indonesia memilih untuk tidak melakukan panic buying atau berbelanja kebutuhan pokok secara berlebihan di tengah wabah korona (Covid-19)
Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh RRI dan Indo Barometer yang berjudul Isu Virus Corona di Indonesia. Survei tersebut dilakukan di 7 provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Tujuh provinsi tersebut setara dengan 64.9% populasi nasional.
Baca juga: Jadi RS Darurat Covid-19, Wisma Atlet Disemprot Disinfektan
Waktu pengumpulan data Tanggal 10--16 Maret 2020. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah quota and purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 400 responden.
Margin of error survei sebesar ±4.90%, pada tingkat kepercayaan 95%. Responden adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah yang bertempat tinggal di wilayah survei.
Dari survei tersebut diketahui bahwa hanya 0,3% masyarakat yang melakukan panic buying saat wabah korona mulai menyebar. Selebihnya 99,7% responden memilih untuk tidak menimbun bahan makanan berlebih.
Masyarakat yang melakukan panic buying beralasan hanya bertujuan untuk persediaan saja.
Seperti diketahui, sejak pertama kali pemerintah mengumumkan adanya warga positif korona, mayoritas supermarket ramai diserbu pembeli. Beberapa bahan makanan hingga saat ini juga sudah mulai langka dan dibatasi penjualannya, seperti gula dan minyak goreng. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved