Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

DPRD: Banjir di Jakbar karena Pompa Rusak dan Terendam

Insi Nantika Jelita
14/1/2020 07:30
DPRD: Banjir di Jakbar karena Pompa Rusak dan Terendam
Warga menyelamatkan kursi sofa yang terendam air di kawasan di RT 07 RW 01, Kampung Duri Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengungkapkan faktor penyebab utama banjir di wilayah Jakarta Barat. Ketua Komisi A dari Fraksi Demokrat Mujiyono mengatakan pompa yang rusak dan terendam jadi penyebab banjir itu.

Selain itu, ada pompa yang kehabisan solar dan tidak bisa dioperasikan karena sudah tua.

Menurut Mujiyono, Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI juga perlu memerhatikan air rob yang datang.

"Harus diperhatikan juga air rob yang datang. Kalau ada pompa tidak akan ada artinya juga,” kata Mujiyono dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (13/1).

Baca juga: Gubernur Anies Lalai Antisipasi Banjir

Kepala Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air Jakarta Barat Purwanti mengaku pihaknya terpaksa mematikan pompa air yang terendam banjir.

Ia mengatakan saat banjir terjadi pada 1 Januari tidak semua pompa bisa dioperasikan.

"Harus bergantian satu sama lain. Kalau dipaksanakan, nanti pompa-pompa air yang kita punya bisa (jebol) karena sudah terendam air. Pompa yang sudah tua juga akan kita ganti," jelas Purwanti.

Sementara itu, Kepala Bidang Kanal Banjir Barat (KBB) Dinas Sumber Daya Air Ciko Tricanescoro menyebut masalah banjir di Jakarta bukan semata soal pompa yang mati melainkan masalah sampah yang menumpuk di sungai.

Menurutnya, hujan dengan curah tinggi yang terjadi pada awal tahun, membuat banyak sampah hanyut ke rumah pompa.

"Itu yang jadi masalah juga buat kita. Kalau kemarin itu masalah bukan di pompanya. Jadi, upaya yang kita lakukan memang kalau air sudah meluber sebenernya bukan pompanya, tapi kita mengamankan operator kita," kata Ciko

"Kalau ada kabel dan sebagainya, untuk beroperasi kita agak riskan. Jadi nanti takut jadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, makanya kita matikan sementara. Pada saat air surut baru kita hidupkan kembali," tandasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya