Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BUMD DKI yang bergerak di bidang pangan, PT Food Station Tjipinang Jaya memastikan cadangan beras DKI aman, meski beberapa daerah yang menjadi lumbung beras Ibu Kota berkurang hasil panennya karena musim hujan.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi menyebut, Food Station sudah memiliki stok sebanyak 100 ribu ton beras yang disiapkan sejak sebelum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hingga saat ini stok itu baru terpakai 10.300 ton.
Jumlah stok beras untuk DKI di Bulog Jakarta pun masih cukup banyak yakni 100 ribu ton. Cadangan beras ini total aman untuk warga Jakarta hingga Maret-April. Sementara secara total cadangan beras Bulog telah mencapai 1,9 juta ton.
"Itu sudah jauh sangat aman ya. Insya Allah untuk Jakarta juga aman. Saya ambil terus tiap minggu 2ribu ton, 3 ribu ton. Kita memang harus jaga stok karena Jakarta menyumbang inflasi nasional 20% dan 27% berasal dari beras," kata Arif ketika dihubungi, Kamis (9/1).
Untuk memastikan stok DKI aman selama musim hujan ini, Arif menyebut Kementerian Perdagangan dan jajaran Bulog beserta dirinya terjun langsung menginspeksi stok beras di Pasar Induk Cipinang.
Di sisi lain, adanya jumlah stok yang cukup besar juga harus diimbangi dengan penjagaan kualitas beras di gudang.
"Karena tipikal warga Jakarta mau beras dengan kualitas bagus dan harga murah. Jangan sampai stok beras kita banyak tapi kualitasnya jelek nanti jadi masalah baru lagi," tuturnya.
Di sisi lain, meski ada kenaikan harga gabah dari sisi petani, pihaknya beserta Kemendag dan Bulog dan juga dari para pedagang sudah sepakat untuk mempertahankan harga beras di level Rp9.450 perkilogram untuk beras medium dan Rp12.500 perkilogram untuk beras premium.
"Ya memang mau tidak mau ada kenaikan. Tapi kita jaga harga beras karena itulah risiko kita sebagai stabilitator," tandasnya.(OL-11)
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pengaruh El-Nino membuat masa panen di Kabupaten Kuningan yang seharusnya dilakukan Maret mundur sebulan.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Pada gelaran itu disiapkan berbagai komoditas seperti beras, telur ayam, dan cabai merah. Harganya lebih murah dibanding di pasaran.
Keterbatasan lahan sejatinya tidak harus jadi kendala bagi Kota Sukabumi bisa meningkatkan produksi pangan lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved