Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

BPPT Mulai Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Hujan

Atalya Puspa
04/1/2020 09:20
BPPT Mulai Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Hujan
Petugas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan lokasi penyemaian garam ke awan dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak kemarin mulai mereduksi curah hujan yang tinggi di wilayah Jabodetabek melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC). Tujuannya antara lain agar banjir yang kini merendam sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya bisa segera teratasi.

Pakar meteorologi tropis BPPT Tri Handoko Seto mengungkapkan operasi TMC diharapkan da­pat menurunkan intensitas hujan hingga 40% di wilayah Ja­bodetabek.

“Pengalaman kita pada 2013, TMC mampu mengurangi curah hujan 30% sampai 40% per hari. Kalau sekarang curah hujan 377 milimeter per hari, berarti menjadi 250 milimeter per hari,” kata Seto di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, kemarin.

BPPT mengerahkan dua jenis pesawat dari TNI-AU, yakni CN295 dan Casa untuk menyemai awan hujan yang mengarah ke daerah padat penduduk. Proses penyemaian tersebut diharapkan dapat menurunkan hujan lebih cepat sebelum awan hujan masuk ke Jabodetabek.

“Awan datang dari arah Sumat­ra Barat. Kita mencegah awan tersebut masuk ke Jabodetabek dengan mempercepat hujan tu­run di Selat Sunda atau Lampung. Jadi airnya turun ke laut dan tidak ke permukiman,” tambah Kepala BPPT Hamam Riza.

BPPT akan melakukan operasi TMC sesuai dengan kebutuhan. Dua pesawat tersebut diperkirakan setiap harinya akan memba­wa total 6 hingga 8 ton garam untuk menyemai awan yang hendak masuk ke Jabodetabek.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi disebabkan oleh siklus cuaca ekstrem.

BMKG memprakirakan awan hujan akan berarak dari Sa­mudra Hindia menuju Sa­mudra Pasifik dan masuk ke Indonesia pada 5-10 Januari. “Pada saat tersebut, intensitas curah hujan di­prakirakan kembali meningkat,” jelasnya.

Awan itu lalu bergerak ke Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Su­lawesi Tengah pada 11-15 Januari. ”Namun, semoga kalau operasi TMC berhasil, prakiraan kami salah,” ujar Dwikorita. (Ata/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya