Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PEMERINTAH Kota Administrasi Jakarta Timur akan mulai melakukan bersih-bersih pada kawasan yang terdampak banjir di willayah tersebut. Pembersihan akan dimulai pada Sabtu (4/1).
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan pembersihan akan dipusatkan di dua titik terparah yang terkena banjir. Dua daerah tersebut yakni Cipinang Melayu dan Kampung Melayu, Jatinegara.
"Besok kita kerja bakti di dua titik, yang paling parah Cipinang Melayu, itu ada 11 RW, yang paling parah ada di RW 3 dan 4," kata Anwar di pos pengungsian Rumah Susun Jatinegara, Jumat (3/1).
Baca juga: Tak Tetapkan Status Tanggap Darurat, Anies : Banjir Cepat Surut
Kerja bakti tersebut ujar Anwar, akan menyasar semua hal yang terdampak banjir dan tidak akan melibatkan warga yang terdampak banjir. Pembersihan hanya dikerjakan oleh Suku Dinas terkait di Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur.
"Warga engga dilibatkan karena sudah kena musibah. Tidur saja kurang masa suruh kerja bakti, jadi tidak mungkin," ujar dia.
Selain pembersihan, ujar Anwar, petugas juga akan menyemprotkan cairan antiseptik di lokasi terdampak banjir.
"Supaya mereka (warga korban banjir) bisa masuk ke rumah dalam keadaan bersih, nanti juga kita semprot antiseptik supaya mereka ngga kena penyakit," tutur Anwar.
Lebih jauh Anwar mengatakan, jika rumah warga terdampak banjir sudah bersih, warga yang berada di pengungsian bisa kembali ke rumah masing-masing.
"Kalau besok (rumahnya) sudah bersih semua, warga bisa pindah ke rumah. Tapi kalau yang belum siap, kita tunggu sampai seminggu ke depan," jelas dia.
Sementara itu, sebagian korban banjir di kawasan Kampung Melayu juga telah mulai membersihkan tempat tinggal yang terendam banjir meskipun diakui masih terkendala peralatan kebersihan.
Nina, 34, salah seorang korban banjir di RT 14 RW 03 mengaku suaminya sudah mulai membersihkan rumah sejak pagi ini. Namun, dirinya tidak bisa ikut membersihkan rumah karena harus menjaga anak di tempat pengungsian.
"Suami tadi sudah ke rumah, mulai dibersihin," ucap ibu satu anak itu saat ditemui di pos pengungsian Rumah Susun Jatinegara.
Ia mengatakan banjir di rumahnya hampir menyentuh plafon. Akibatnya, lumpur yang tersisa setelah banjir surut sangat tebal. Oleh sebab itu, untuk membersihkannya dibutuhkan peralatan yang memadai.
"Alat kebersihan perlu banget, soalnya yang ada di rumah pada hanyut," ucap Nina. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved