Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PUKUL 19:30 WIB, hujan baru saja reda. Aspal baru di jalan tol layang Jakarta-Cikampek masih basah. Mobil-mobil berplat D, AD, T, dan H melintas di jalan tol yang baru diresmikan pada Kamis, (12/12). Mobil berplat B, juga cukup sering terlihat melintas. Meski telah diresmikan sejak Kamis, tol ini baru dibuka untuk melintas pada Minggu, (15/12).
Saat Media Indonesia menyusuri jalur ini masuk melalui gerbang Cikunir, lalu lintas terlihat lengang. Tidak begitu padat. Hanya sesekali empat mobil berurutan ke belakang melintas bersama. Selebihnya, seringkali satu per satu mobil melintas dengan jarak yang cukup panjang. Jalan bebas hambatan yang lengang ini pun memantik kebanyakan kendaraan yang melintas memacu lajunya dengan paling tidak lebih dari 80km/jam.
Penerangan pada malam hari tergolong terang, dengan kehadiran tiang-tiang lampu dengan warna putih pada setiap sekira 20-an meter di bahu kiri jalan pada seksi awal jalur. Selanjutnya lampu penerangan berada di tengah jalur.
Baca juga: Kontraktor: Tol Layang Japek memang Didesain untuk Keselamatan
Mengendarai mobil SUV berisi empat penumpang, kami melaju pada kecepatan rata-rata antara 63km/jam dan 72km/jam. Untuk melintas jalan tol layang ini, memang dianjurkan untuk tidak lebih dari 80km/jam. Kami menyusuri jalan tol dengan panjang 36,4 kilo meter ini untuk membuktikan yang menjadi perbincangan publik, mengenai tidak ratanya struktur jalan. Sekaligus merasakan pengalaman yang kami temui. Dalam foto-foto yang ramai beredar di sosial media, struktur jalan bebas hambatan ini terlihat bergelombang.
Pada saat kami melintas, jalan memang terasa bergelombang. Artinya, jalanan tidak terasa halus dan rata. Kami yang berada di dalam mobil, cukup mengalami guncangan. Belum lagi, ketika setiap melintas di atas sambungan antarblok, jalan akan semakin terasa lebih tidak rata. Pasalnya hantaman pada kendaraan cukup terasa. Pengemudi kami mengungkapkan, saat melintasi tol layang Japek ini ia teringat dengan periode awal diresmikannya tol Tanjung Priok-Cawang. Meski, saat ini, jalur tersebut tidak terasa begitu bergelombang. Hingga tulisan ini diturunkan, kami masih melintas hingga KM 23. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved