Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENGACARA Desrizal menyatakan menyesal telah menyabet hakim dengan ikat pinggang. Dia tidak bermaksud mencemarkan nama baik pengadilan dan tindakan itu dilakukan spontan. Sebab, hakim mengabaikan dua putusan yang telah berkekuatan hukum berkaitan dengan kasus piutang PT Geria Wijaya Prestige (GWP).
"Saya bersalah dan siap dihukum. Namun mohon keadilah yang seadil-adilnya. Saya masih ada tanggungan orangtua, istri, dan dua anak," pinta Desrizal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
Desrizal dalam pleidoi itu menyatakan aksi penyabetan itu tidak direncanakan sebelumnya alias spontan. Tiba-tiba saja muncul karena akumulasi kecewa dan putus asa setelah hakim dalam pertimbangannya tidak sama sekali menyinggung bukti-bukti yang diajukan berupa dua putusan perkara yang telah inkracht dalam kasus yang sama.
Baca juga: Penghuni Rumah DP Nol Sedikit, Masyarakat Terbentur Biaya IPL
Akibat putus asa yang dialami membawa kesedihan yang mendalam terhadap ibunda, anak, istri, adik-adik dan orang yang merasa dekat dengan Desrizal.
"Terhadap tindakan ini, saya memang pantas untuk dihukum. Untuk itu, saya menyakinkan ibunda saya yang minim pendidikan bahwa beliau harus ikhlas terhadap putusan pengadilan yang menyatakan saya bersalah. Karena jika dinyatakan tidak bersalah, hal itu tidaklah adil," ungkap Desrizal menahan tangisan.
Kasus ini diawali ketika Desrizal sebagai pengacara pengusaha Tomy Winata menangani gugatan terhadap Harijanto Harjadi pemilik GWP Hotel Kuta Paradiso di Bali Denpasar.
Desrizal menyabet Ketua Majelis Hakim Sunarso dan anggota hakim Duta Baskara ketika hakim ketua sedang membaca pertimbangan putusan pada Kamis, 18 Juli 2019. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved