GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan menganggap pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang membandingkan kemajuan Kota Shanghai, Tiongkok dengan Jakarta sebagai pelajaran yang bisa dipetik oleh semua daerah.
Anies menyebut konteks Tito berbicara bukan hanya untuk membandingkan Jakarta dengan Shanghai. Namun merefleksikan kemajuan yang merata dapat dicapai oleh Tiongkok dalam waktu beberapa tahun.
Anies pun menyebut transformasi atau perubahan besar yang mampu dicapai Tiongkok dalam beberapa dekade patut dicontoh oleh smeua negara.
“Jadi menceritakan betapa cepatnya terjadi perubahan di sana. Dan kemudian di dalam konteks itu menceritakan dua kota, yang pada waktu itu tahun 1998. Jadi menurut saya, tidak usah dilepaskan konteks percakapannya. Konteks percakapannya adalah konteks percakapan tentang transformasi. Itu artinya juga PR bagi kita untuk mempercepat transformasi. Dan ini obyektif saja,” ungkap Anies usai menghadiri Musyawarah Nasional ke-4 APPSI di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11).
Menurut Anies, kata ‘kampung’ yang digunakan untuk mengomparasi Jakarta dengan Shanghai hanyalah sebagai pintu untuk melihat makna sebenarnya yang hendak disampaikan oleh Tito.
Pesan sesungguhnya, menurut Anies adalah dalam melakukan pembangunan daerah serta negara harus konsisten sehingga hasilnya dapat dirasakan manis kemudian.
“Jadi menurut saya justru pelajaran penting yang kita ambil dari pesan yang disampaikan Pak Mendagri tadi adalah pesan tentang transformasi sebuah negara. Lebih dari soal kata kampung, jadi kan itu memang ‘clickbait’, menarik, ‘tweetable’ gitu. Tapi sesungguhnya, ini adalah pesan penting bagaimana transformasi sebuah negara itu terjadi, dikerjakan dengan konsisten selama beberapa dekade, dan sekarang mereka merasakan buahnya,” paparnya.
Ia pun setuju dengan pernyataan Tito karena Tiongkok melalui berbagai upaya pembangunan yang dilakukannya telah melompat jauh dibandingkan dengan negara-negara lain.
Ia pun menegaskan semua pihak termasuk masyarakat perlu melihat pembangunan lebih jauh ke depan. Tidak melihat keadaan berantakan saat pembangunan dilakukan. Karena hasil pembangunan memang baru bisa dirasakan 1-2 dekade ke depan.
“Karena itu, kita bicara pembangunan infrastruktur misalnya. Ini proses pembangunan yang cukup panjang. Pembangunan infrastruktur konektivitas jalan, telekomunikasi yang sekarang sedang dilakukan adalah transformasi yang luar biasa. Yang nanti ketika kita melihat misalnya 1-2 dekade ke depan, kita akan menyaksikan betapa dampaknya besar keputusan-keputusan pembangunan yang transformatif seperti ini,” tegasnya.
Sebelumnya dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Hotel Borobudur, kemarin, Mendagri Tito Karnavian memuji kemajuan pesat yang dialami kota-kota di Tiongkok seperti Beijing dan Shanghai.
Ia pun menyebut betapa majunya kedua kota tersebut, maka jika dibandingkan dengan Jakarta, Jakarta akan terlihat seperti kampung. (Put/Ssr/J-3)