Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Tidak ada Tempat Buat CPNS Terpapar Radikalisme di Pemprov DKI

Insi Nantika Jelita
19/11/2019 21:35
Tidak ada Tempat Buat CPNS Terpapar Radikalisme di Pemprov DKI
Untuk mencegah tindakan radikalisme, para warga diaspora diminta untuk menjaga persatuan dan kerukunan.(MI/Ferdinandus Rabu )

KEPALA Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Chaidir menegaskan tidak boleh ada calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang terpapar paham radikalisme. Menurutnya, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) menjadi acuan untuk mengetahui seorang pelamar terpapar radikalisme atau tidak.

"Alhamdulillah, dari tahun ke tahun kalau yang bersangkutan ketahuan terindikasi (paham radikalisme), enggak bakal lulus. Karena ada sistem yang mengurusi itu. Dari soal-soal tes seleksi ada indikatornya apakah mereka terpapar atau tidak," ungkap Chaidir kepada Media Indonesia, Jakarta, Selasa (19/11).

baca juga: Kualitas Pendidikan Mandek Gara-gara Terpapar Radikalisme

BKD DKI juga akan meminta keterangan lebih dalam kepada CPNS yang lolos. Dari keterangan dan data tersebut, pihaknya akan mengetahui seperti apa rekam jejak mereka.

"Kemudian, kami juga mengetahui laporan dari masyarakat, kurang dan kelebihanya kita bisa tahu. Sejauh ini tidak ada (PNS DKI terpapar radikalisme). Semua pada patuh terhadap aturan. Kalau ada radikal bisa kelihatan langsung," jelas Chaidir

Chaidir juga mengungkapkan jumlah pelamar pegawai negeri sipil (PNS) saat ini mencapai 13.416. Pendaftaran CPNS 2019 mulai dilakukan pada Senin (11/11) lalu.

"Formasi yang paling banyak peminat adalah guru kelas, perawat dan bidan," terangnya.

Pembukaan lowongan CPNS, kata Chaidir, hingga 25 November. Pemprov DKI Jakarta membuka menerima CPNS 2019 sebanyak 2.998 orang. Dimana, mereka akan mengisi tiga sektor yaitu pendidikan, kesehatan dan tenaga teknis administrasi. (Ins/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik