Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
HINGGA saat ini, sampah masih menjadi salah satu topik yang selalu ramai dibicarakan. Hal itu karena masih banyak sampah yang tidak bisa ditangani dengan baik. Padahal sampah yang tidak ditangani dengan baik bisa mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Diketahui ada berbagai macam sampah. Jika didasarkan pada sumbernya, antara lain ada sampah alam, sampah manusia, dan sampah industri. Bila berdasarkan sifatnya, ada sampah organik, anorganik, dan beracun. Sementara berdasarkan bentuknya, ada sampah padat, cair, dan konsumsi.
Kao Indonesia, perusahaan consumer goods dengan merek andalannya, Merries, menandatangi kerja sama dengan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat melalui ibu-ibu PKK Kota Administrasi Jakarta Barat untuk menangani limbah khusus popok bayi bekas pakai.
MoU kerja sama itu ditandatangani Susilowati, VP Marketing, Kao Indonesia dan Inad Luciawaty, istri Wali Kota Jakarta Barat di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jumat (15/11).
Baca juga: Disparbud DKI Anggarkan Rp700 Miliar Untuk Festival dan Promosi
Dalam kerja sama itu, Kao Indonesia meluncurkan program Merries Senyumkan Lingkungan melalui gerakan mengolah popok bayi bekas pakai untuk masa depan lingkungan.
Dengan program itu, Merries ingin mengedukasi dan mengajak masyarakat, khususnya para ibu, untuk membuang popok bekas pakai pada tempatnya sekaligus menerapkan gerakan mengolah popok bayi bekas pakai unuk masa depan lingkungan.
Adapun tindakan nyata yang dilakukan Merries adalah mengumpulkan popok bayi bekas pakai di beberapa wilayah Jakarta Barat untuk diolah kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
"Selama ini, masih banyak yang membuang popok bayi bekas pakai langsung ke tempat sampah. Padahal sebenarnya, popok bayi bisa didaur ulang untuk menghasilkan fiber dan minyak," kata Susilowati.
"Jika fiber bisa dipakai sebagai salah satu bahan untuk menjadi batako juga pot tanaman, minyaknya dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin daur ulang," papar Susilowati.
Alasan memilih memilih Jakarta Barat adalah karena sudah ada kerja sama sebelumnya antara ibu-ibu PKK Jakarta Barat dengan Kao Indonesia.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Administrasi Jakarta Barat, Inad Luciawaty menyambut baik kerja sama ini.
"Sampah di Jakarta Barat mencapai 10 ton per hari. Tentu saja ini jadi masalah kita bersama. Saya berharap kerja sama ini terus berlanjut sehingga memberikan dampak yang positif dan signifikan. Sayangnya kali inii hanya 28 Posyandu yang dilibatkan, padahal di Jakarta Barat ada 748 Posyandu," papar Inad.
Susilowati menyebutkan bahwa program ini masih trial and error.
"Kami belum tahu, kapasitas mitra kami, Go Limbah yang akan mengolah popok bekas pakai. Jadi, ini masih tahap awal. Ini pilot project. Kami berharap program ini bisa berkelanjutan dan tidak hanya di Jakarta Barat, tapi juga ke seluruh Indonesia," tambahnya.
Tentu saja langkah ini perlu disambut baik sebab dengan pengolahan popok bayi bekas pakai, setidaknya bisa mengurangi limbah sampah. Apalagi program ini berlaku untuk semua popok bayi semua merek.
"Tidak terbatas pada popok bayi Merries saja, tapi hanya popok bayi bekas. Tidak boleh dicampur dengan sampah lainnya," tukas Susilowati.
Selain itu, Kao Indonesia ingin mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah dari sumbernya (rumah tangga), sehingga sampah masih punya manfaat.
"Kebanyakan masyarakat kita masih susah untuk memilah sampah. Padahal di Jepang, sampah dipilah sampai 48 jenis," sambungnya.
Program ini digelar mulai 18 November - 22 Desember 2019. Kao Indonesia memutuskan mengawali gerakan ini dengan melibatkan 1.000 ibu-ibu di 28 Posyandu di Jakarta Barat.
Yang terlibat Posyando di wilayah Kebon Jeruk, Kembangan, dan Palmerah, antara lain Posyandu Melati 2 Kebun Jeruk; Posyandu Cempaka 2, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk; dan Posyandu Melati 3, Kemanggisan, Palmerah,serta Posyandu Melati 7, Joglo, Kembangan. (OL-2)
Merujuk laporan Bappenas ang dipublikasi pada 2021, limbah tekstil diproyeksikan menyentuh angka 3.5 juta ton pada 2030 mendatang.
JENAMA mode yang mengusung konsep sustainable (berkelanjutan) yang mempunyai strategi konsep daur ulang sebagai DNA-nya, AM dengan desainer Anggiasari, menghadirkan koleksi busana
Ide kreatif dari barang bekas? Pelajari cara bikin kerajinan unik & bernilai jual tinggi! DIY mudah, ramah lingkungan, dan hemat biaya. Klik sekarang!
“Melalui kolaborasi ini, kita ingin menunjukkan bahwa limbah sehari-hari dapat menjadi sesuatu yang bernilai,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved