Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BERDASARKAN situs www.airvisual.com, Kota Tangerang Selatan menjadi wilayah paling buruk kualitas udaranya dibandingkan dengan Jakarta. Tangerang Selatan menjadi kota paling buruk kualitas udaranya di Indonesia pagi ini, Senin (2/9) mendapat skor 192 dengan jumlah kadar polutan mencapai 135,5 mikrogram permeter kubik. Skor ini jauh berada di atas skor Jakarta. Disusul pada tempat kedua yakni Depok dengan skor 186 dan memiliki kadar polutan 124,3 mikrogram permeter kubik. Di posisi ketiga ada Pamulang dengan skor 186.
Sementara di tempat keempat hingga ke-10 berturut-turut adalah Parung, Sawangan, Bekasi, Cileungsi, Bogor, Ciampea, dan Cibinong. Lebih menarik lagi, skor untuk Cibinong sebagai urutan ke-10 wilayah paling buruk kualitas udaranya di Indonesia adalah 182. Maka, jika disejajarkan dengan deretan wilayah-wilayah ini, Jakarta akan berada jauh di bawahnya dan tidak masuk sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih kualitas udara di Jakarta lebih baik daripada wilayah-wilayah lain di sekitarnya karena berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini terutama setelah terbitnya Instruksi Gubernur No 66/2019 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
"Alhamdulillah, banyak ikhtiar Jakarta untuk membuat udara lebih bersih, perlahan memberikan hasil positif," kata Andono saat dihubungi Media Indonesia, Senin (2/9).
baca juga: Lokasi Pengungsian Ditutup, UNHCR akan Berikan Bantuan Dana
Menurutnya, pihaknya akan terus berupaya agar kualitas udara Jakarta bisa terus membaik. Di sisi lain, penilaian pada situs Air Visual tetap tidak menjadi pegangan utama. Sebab, pemerintah pusat juga memiliki pengukuran kualitas udara melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Metode dan alat adalah hal yang paling penting dan mendasar dalam analisa udara," pungkasnya.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved