Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DKI Jakarta berada pada urutan pertama sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat di dunia, Minggu (11/8) pagi, berdasarkan data dari situs resmi www.airvisual.com.
Nampaknya, libur Idul Adha tidak berhasil menekan udara buruk di Ibu Kota. Pada pukul 08.20 WIB, AirVisual mencatat indeks kualitas udara di Jakarta sebesar 175 dengan parameter berupa partikel polutan sangat kecil berdiameter 2,5 mikrometer (PM 2.5).
AirVisual juga menuliskan konsentrasi PM 2.5 di udara Jakarta saat ini sebanyak 106,3 mikrogram per meter kubik.
Adapun, angka tersebut jauh di atas jumlah standar konsentrasi udara menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam.
Baca juga: Sabtu Ini, Kualitas Udara Jakarta Masih tidak Sehat
Pagi ini, Kolkata, India menempati urutan kedua dengan indeks kualitas udara berada pada angka 155. Sementara Dubai, United Arab Emirates menempati urutan ketiga dengan indeks kualitas udara sebesar 154.
Pejaten Barat, Jakarta Selatan, menjadi wilayah berkualitas udara terburuk dengan indeks kualitas udara sebesar 182.
Disusul pada peringkat kedua di Pegadungan, Jakarta Barat, dengan indeks kualitas udara tercatat 180.
Dengan angka indeks kualitas udara untuk rerata wilayah, kualitas udara Jakarta bisa meningkatkan gangguan pada jantung dan paru-paru, disebutkan pada laman AirVisual kelompok sensitif mempunyai risiko tinggi terganggu kesehatannya akibat kualitas udara buruk saat ini.
Untuk itu, kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Sementara masyarakat yang berkegiatan di luar rumah dianjurkan untuk mengenakan masker. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved