Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TIDAK seperti hari kerja biasa, kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, kemarin sore terlihat ramai oleh ratusan palajar berseragam.
Dengan membawa berbagai atribut, mereka hikmat berdoa kemudian menyerukan pesan perdamaian.
Para pelajar lantang bersuara menentang kekerasan, peperangan, dan terorisme.
"Kami prihatin dan sedih. Untuk itu kami melakukan aksi ini agar paling tidak bisa menyampaikan pesan damai bagi warga yang melintas," ujar Amirudin, siswa SMA Negeri 34 Jakarta, yang turut serta dalam aksi itu.
Serangan teror yang melanda Jakarta pada Kamis (14/1) memang mengundang simpati sekaligus kemarahan seluruh masyarakat Indonesia.
Semangat persaudaraan dan persatuan warga terbangkitkan.
Bukan hanya di kalangan warga Jakarta dan orang dewasa, melainkan juga di seluruh lapisan dan unsur masyarakat.
Peristiwa teror itu pula yang mendorong ratusan pelajar dari puluhan sekolah di Jakarta dan sekitarnya menggelar aksi simpatik menyerukan perdamai-an.
Lebih dari seratus siswa dari tingkat SD, SMP, hingga SMA turut serta dalam aksi yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.
"Kami mau Indonesia damai, kami mau dunia damai, damai itu keren!" teriak pemuda-pemudi calon penerus bangsa itu.
Para pelajar merupakan bibit-bibit kaum terdidik yang menjadi bagian dari benteng menangkal terorisme.
Kepala SDN Kebon Kosong Kemayoran, Jakarta Pusat, Riyadi, mengatakan dengan aksi tersebut, para siswa mampu menangkap pesan perdamaian sejak dini.
Mereka juga terlatih untuk selalu memperhatikan kondisi terkini yang terjadi di sekitar.
Riyadi menambahkan, tidak ada arahan atau kewajiban bagi sekolah atau siswa untuk mengikuti aksi damai.
Namun, momen tersebut menurutnya ialah hal yang harus dimanfaatkan.
Selain untuk menyampaikan rasa prihatin, juga sebagai media pembelajaran nilai toleransi, perdamaian, dan persaudaraan bagi siswa-siswi.
"Biar bagaimanapun mereka calon penerus bangsa. Mereka harus mengerti bahwa tindakan terorisme adalah hal yang harus dilawan," terang Riyadi.
Pihak Kemendikbud selaku inisiator acara mengatakan mereka hanya menjadi mediator bagi pihak sekolah untuk mendapatkan berbagai izin yang diperlukan untuk melakukan aksi.
Berbagai rangkaian kegiatan dan atribut yang ada merupakan hasil kerja seluruh peserta aksi.
"Kami senang mereka peduli, kami di sini memfasilitasi," ujar Staf Khusus Bidang Stakeholder Manajemen Kemendikbud Muhammad Chozin.
Aksi berlangsung hingga sore. Jam pulang kantor dan lalu lintas Bundaran Hotel Indonesia yang mulai kian padat menjelang sore memaksa seluruh siswa menyudahi aksi damai dengan tertib.
Sambil membubarkan diri, mereka masih meneriakkan seruan melawan terorisme.
"Kami prihatin, kami tidak takut, kami ingin Indonesia damai," teriak beberapa pelajar mengakhiri aksi dengan gembira.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved