Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Andono Warih menilai upaya Pemprov mengajak masyarakat meminimalkan produksi sampah masih terasa sulit.
"Kita sudah terlalu lama dimanja budaya fast, fast food, kan gitu ya, mau yang serba praktis. Itu tuh pola pikir yang seperti itu yang menyebabkan kita kesulitan mengurangi sampah," kata Andono, saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Kamis (1/8).
Ia menyebutkan, tidak hanya sulit meminimalkan produksi sampah, masyarakat juga masih sulit dalam melakukan budaya memilah sampah yang dapat diolah kembali.
"Sulit (melakukan budaya memilah sampah), misalkan kalau kita punya TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) itu akan sangat efektif, nanti sampah dapat diolah kembali di TPS 3R, " jelasnya.
Baca juga: Pemprov DKI Berdayakan Warga Kurangi Sampah dari Hulu
Dikatakannya, Dinas Lingkungan Hidup, saat ini, sudah menyiapkan truk pengangkut khusus untuk sampah anorganik untuk mendukung budaya memulah sampah.
"Kita punya armada namanya truk pengangkut sampah anorganik, jadi itu sudah terpilah khusus sampah yang kering, nah itu yang kita sudah siapkan, ini juga bagian dari mengubah mindset, mengubah budaya kita ke depan," ucapnya.
Ia pun berharap masyarakat segera sadar meminimalkan produksi sampah dan juga dapat segera menerapkan budaya memilah sampah.
"Kesulitannya adalah kita selama ini sudah dininabobokan dengan budaya praktis-praktis yang enggak mau capek. Padahal, jika masyarakat dapat melakukan hal tersebut, jumlah sampah yang ke TPST Bantergebang bisa berkurang, " pungkasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved