Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

20 Menit Mencekam di Thamrin

Golda Eksa
15/1/2016 07:51
20 Menit Mencekam di Thamrin
(ANTARA/XINHUA/VERI SANOVRI)

Ledakan yang berasal dari seorang pria pelaku bom bunuh diri terjadi di Kafe Starbucks Coffee Sarinah di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, sekitar pukul 10.50 WIB, kemarin.

Bersamaan dengan itu, puluhan pe­ngunjung dan karyawan kafe berhambur­an keluar guna menyelamatkan diri. Na­mun, dua pelaku lain sudah bersiaga di depan lokasi sembari menenteng senjata api dan melepaskan timah panas. Dua korban pun ambruk diterjang peluru.

Dentuman bom disertai desing peluru di jantung Ibu Kota berlangsung selama 20 menit. Situasi itu menyita perhatian pengguna jalan dan karyawan yang berkantor di sekitar lokasi perkara. Mereka pun berlarian menuju sumber sua­ra untuk mencari tahu penyebab le­dakan.

Namun, langkah mereka terhenti saat men­dengar ledakan keras dari seorang pe­la­ku bom bunuh diri di Pos Polisi Sa­ri­­nah, sekitar 50 meter dari kafe itu. Massa pun panik dan mengambil langkah mundur.

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavi­an menjelaskan baku tembak itu melibatkan kelompok pelaku dengan sejumlah anggota Polda Metro Jaya yang tengah mengamankan aksi unjuk rasa di Monumen Nasional.

Tito menambahkan, dalam suasana ba­ku tembak selama 15 menit itu, pihaknya berhasil menembak mati dua pelaku lain. Setelah itu dilakukan ste­rilisasi dan ditemukan 6 bom dengan rincian, 5 bom rakitan sebesar kepalan tangan dan 1 bom besar seukuran ka­leng biskuit.

Menurut Tito, para pelaku merupakan jaringan Islamic State (IS) Asia Tenggara. Kelompok ini berkembang setelah ada perintah dari pimpinan tertingginya, Abu Bakar Bhagdadi, untuk melakukan operasi serupa di luar Irak dan Suriah.

“Khusus di Asia Tenggara ini ada satu lagi orang, yaitu Bahrun Naim yang ingin mendirikan Katibah Nusantara. Dia ingin menjadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara,” kata Tito.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal, menambah­kan jumlah korban dalam tragedi seba­nyak 31 orang. “Luka 24 orang dan meninggal 7 orang,” katanya.

Dari 7 korban tewas, 5 di antaranya pe­la­ku dan 2 orang warga sipil (1 WN Ka­­nada dan 1 WNI). Korban luka antara lain 5 anggota Polri, 1 WN Austria, 1 WN Be­landa, 1 WN Jerman, 1 WN Aljazair, dan 15 WNI.

Pengamat terorisme Al Chaidar membenarkan pelaku aksi teror di kawasan Sarinah itu terkait IS. Hal itu dilihat dari pola penyerangan yang dilakukan kelompok tersebut sama dengan pola penye­rang­an di Paris, Prancis.

Dampak ekonomi
Akibat aksi teror itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan, kemarin, ditutup melemah tipis di level 4.513,18 atau turun 0,53%, sebesar 24 poin setelah dibuka di level 4,492.785.

Menkeu Bambang Brodjonegoro pun menyadari adanya risiko pelemahan ni­lai tukar rupiah dan pelemahan IHSG pascaledakan bom. Kendati demikian, ia meyakini penurunan kedua indikator hanya sementara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan prihatin atas insiden di Sarinah, Tham­rin, Jakarta. “Beruntung, polisi ce­pat mengambil tindakan dan menangkap pelaku-pelakunya sehingga suasana pun sudah kembali aman terkendali.”

Arief mengapresiasi kinerja polisi yang ce­pat dalam mengatasi aksi teror dan mengendalikan situasi karena hanya dalam 5 jam suasana sudah kembali terkendali.

“Kejadian seperti ini bisa terjadi di ma­na saja, yang terpenting adalah kita bisa menangani dengan cepat dan baik,” ujar Arief Yahya di Ruang Crisis Center, Gedung Sapta Pesona, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, kemarin.

Dia mencontohkan, bom di Bangkok, Thailand, proses penangannya sampai 11 hari, dari 17-28 September 2015. Kepolisian RI jauh lebih cepat, hanya 5 jam.

“Bom Bangkok itu jauh lebih seram dibandingkan peristiwa di Thamrin itu, tetapi Thailand cepat recovery. Karena itu, kami optimistis kejadian ini akan cepat normal kembali,” ungkap mantan Dirut PT Telkom ini. (Adi/Arv/Beo/Gan/Nur/Fat/X-7)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya