Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

YLKI Nilai Park and Ride MRT Lebak Bulus tidak Nyaman

Rifaldi Putra Irianto
12/7/2019 19:10
YLKI Nilai Park and Ride MRT Lebak Bulus tidak Nyaman
Penumpang melakukan tap in di gate MRT Stasiun Lebak Bulus(MI/Putri Yuliani)

KETUA Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai area park and ride MRT Lebak Bulus tidak memiliki unsur kenyamanan dan rasa aman bagi konsumen.

"Park and ride Lebak Bulus masih dikelola seadanya, tak ada unsur kenyamanan dan rasa aman bagi konsumen, walau konsumen membayar Rp5.000 (untuk mobil) per sekali masuk," kata Tulus dalam pesan singkatnya, Jumat (12/7).

Ia menyebutkan di area tersebut masih berdiri bangunan bedeng-bedeng yang mengesankan kumuh. Bangunan tersebut digunakan untuk berjualan dan toilet berbayar yang dikelola seadanya.

Selain itu, hal yang menurutnya masih sangat kurang adalah lokasi park and ride harus menyeberangi jalan utama yang menikung, dari arah Pondok Indah dan Jalan Lebak Bulus Raya.

"Tragisnya, untuk menyeberang sama sekali tidak disediakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), zebra cross atau sejenisnya, ataupun petugas yang membantu menyeberangkan pejalan kaki. Ini jelas sangat membahayakan masyarakat yang akan menggunakan MRT dan TransJakarta," ucapnya.

Baca juga: Park And Ride Lebak Bulus Mulai Ramai Dipenuhi Kendaraan

Ia juga menyayangkan keadaan park and ride yang tidak dilengkapi dengan kanopi untuk melindungi konsumen dari panas terik matahari dan risiko hujan deras.

Ia pun berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta serta pihak MRT Jakarta dapat segera membenahi kekurangan fasilitas pendukung di area tersebut.

"Pemprov DKI Jakarta dan manajemen MRT Jakarta segera memperbaiki area park and ride dan fasilitas pendukungnya. Demi kenyamanan dan keselamatan penumpang. Jangan lah MRT yang merupakan infrastruktur modern dan canggih itu dikelola dengan mentalitas tradisional dan konvensional," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya