Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TERBATASNYA alat deteksi udara yang dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebabkan informasi udara tidak merata di penjuru DKI. Untuk diketahui, Jakarta membutuhkan 25 alat deteksi udara.
Idealnya setiap kota memiliki sensor alat deteksi udara sesuai riset di antaranya seperti mengikuti jumlah penduduk atau tergantung dengan luas wilayah.
"Kalo idealnya berapa kan harus sesuai riset. Ada riset yang dilakukan baik dari luar maupun Pemprov DKI. Ada beberapa pendekatan, misalnya setiap 1 juta penduduk 1 alat. Kita kan ada sekitar 13 juta penduduk jadi 13 alat," kata Pelaksana Tugas (Plt) Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Andono Warih saat dihubungi, Jumat (5/7).
"Sementara, pendekatan kedua itu mengatakan tergantung wilayahnya. Misalnya berapa km persegi, maka Jakarta perlu 25 alat, karena ada 650 km persegi, 25 itu jumlah dari hasil riset," imbuhnya.
Baca juga: Pemprov DKI Siapkan Alat Ukur Kualitas Udara Di Penjuru Jakarta
Diketahui, setiap alat sensor deteksi udara memakan dana hingga Rp5 miliar. Saat ini, DKI baru memiliki delapan alat deteksi kualitas udara yang dibagi menjadi lima fixed station dan tiga mobile stations.
Andono mengatakan sebanyak lima alat berada di wilayah Kota, HI, Jagakarsa, Lubang Buaya dan Kebon Jeruk.
"Sementara, tiga itu kan mobile jadi kemana-mana. Pernah juga di car free day, di Sudirman, pindah-pindah," tuturnya.
Keterbatasan alat membuat tidak semua wilayah DKI dapat diketahui kualitas udaranya.
"Iya tidak semua wilayah diketahui. Tapi kan kami representasinya itu per-alat, per-wilayah, kalau mengcover semua belum tipologi wilayah terwakili. Tetapi perwakilan kota ada," ungkapnya.
Saat ini, polusi udara di Jakarta masuk kategori sangat mengkhawatirkan. Indeks kualitas udara di Jakarta tercatat 164, masuk kategori tidak sehat (151-200).(OL-5)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Pabrik Ajinomoto di Mojokerto dan Karawang juga memperkuat penggunaan energi terbarukan melalui kerja sama dengan PT PLN (Persero) dengan memanfaatkan Renewable Energy Certificate (REC).
Seluruh masyarakat diingatkan untuk menerapkan gaya hidup bersih dan rendah emisi dengan mengutamakan penggunaan transportasi publik serta moda transportasi rendah emisi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved