Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Malu Bertanya Sesat di Jalan

*/J-2
05/7/2019 11:05
Malu Bertanya Sesat di Jalan
Para pekerja antre untuk menaiki bus Metro-Trans di Halte Sudirman, Jakarta, pekan lalu.(MI/RAMDANI)

PEPATAH 'malu bertanya sesat di jalan' tampaknya akan berlaku sepanjang masa. Hal ini dialami perantau dari kampung di Pulau Sumatra, namanya Topan.

Gara-gara malu (dan takut) untuk bertanya, pemuda berumur 23 tahun ini tak pernah sampai ke tujuan dan tak bisa menyelesaikan tugasnya.

Adapun tugas Topan ialah mengikuti sidang lanjutan perkara penganiayaan yang dilakukan seorang suami pada istrinya. Menurut jadwal, sidang akan dimulai pukul 14.00 WIB. Topan disarankan berangkat dari Jakarta Barat dengan menaiki bus Trans-Jakarta pukul 12.00 WIB.

Sebagai milenial yang akrab dengan gadget, Topan merasa tak ada yang perlu dicemaskan. Ada Google Map yang akan mengarahkannya ke tujuan.

Sementara itu, di lain sisi, Topan mendapat nasihat dari saudaranya yang sudah lama tinggal di Jakarta agar tidak terlalu sering bertanya pada orang. Lalu dari artikel yang dibacanya juga menyebutkan seorang pendatang baru harus berlagak sok tahu jika tak ingin menjadi korban tindakan kriminal.

Jadi, sebelum berangkat, Topan sudah mengecek rute perjalanan yang akan dilaluinya. Dari rumahnya di daerah Meruya, dia menuju halte bus Green Garden. Sepanjang jalan, Topan asyik mengamati keadaan Jakarta sambil sesekali membalas pesan Whatsapp dari teman-temannya.

Walau sudah melakukan persiapan dengan mengecek lokasi dan rute perjalanan, tapi ada hal yang dilupakannya, yaitu tidak mengisi baterai ponselnya hingga penuh. Selain itu, dia lupa membawa power bank.

Tidak diduga, ponselnya mati. Topan langsung panik. Padahal, sejak awal hanya ponsel yang diandalkannya. Tanpa bertanya pada orang-orang, dia memutuskan keluar dari halte setelah merasa sudah terlalu lama berada di bus. Dia memilih naik ojek untuk menuju pengadilan pusat. Namun, ternyata sidang sudah berakhir.

Topan semakin panik, tapi dia masih tidak mau bertanya pada siapa pun. Lalu, dia memutuskan untuk pulang. Dari pengadilan pusat, dia kembali naik ojek menuju ke halte bus Trans-Jakarta.

Sesampainya di halte bus Trans-Jakarta, barulah dia berani bertanya rute yang harus dilaluinya. Namun karena masih diliputi rasa panik, Topan terbawa hingga ke Tangerang. Padahal, seharusnya dia transit di halte Indosiar, lalu berganti bus rute Harmoni-Lebakbulus. Jadi, terbukti pepatah gara-gara malu bertanya masih sakti. Topan tersesat. (*/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya