Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

MRT Diminta Tiru Strategi Tarif Commuterline

Putri Anisa Yuliani
03/5/2019 20:45
MRT Diminta Tiru Strategi Tarif Commuterline
Penumpang memadati stasiun untuk menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, kemarin.(MI/RAMDANI)

PT MRT Jakarta disarankan mengikuti strategi PT KAI Commuterline Indonesia (KCI) dalam penetapan tarif tanpa kehilangan penumpang.

Hal itu diungkapkan oleh pengamat transportasi Djoko Setidjowarno saat menanggapi perpanjangan diskon tarif Moda Raya Terpadu (MRT) sebesar 50% hingga 12 Mei mendatang.

Djoko mengungkapkan PT KCI atau dulu yang bernama KAI Commuterline Jabodetabek (KCJ) menerapkan promo tarif murah hingga bertahun-tahun demi menggaet penumpang loyal.

Kenaikan tarif pun dilakukan secara perlahan dengan persentasi kenaikan yang tidak terlampau besar diiringi dengan perbaikan layanan seperti penambahan jumlah armada, dan jumlah kereta dalam satu rangkaian sehingga mampu menambah jumlah perjalanan.

Baca juga: Penumpang MRT Berharap Potongan Harga 50% Terus Diberlakukan

Bertahun-tahun lamanya menerapkan tarif yang cukup terjangkau, KCI pun kini mampu mengangkut 1,1 juta penumpang dengan subsidi Rp 1,1 triliun.

"Sebaiknya begitu, meniru cara KCI tidak berasa tarifnya naik, tapi pelayanan juga meningkat," kata Djoko saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (3/5).

Untuk menyeimbangkan antara kebutuhan subsidi untuk pengoperasian serta gaji pegawai dengan anggaran dari APBD, MRT pun sebaiknya bersiasat dengan memanfaatkan sektor jasa periklanan hingga memanfaatkan ruang transit oriented development (TOD) untuk memperoleh pendapatan lewat jasa properti.

MRT harus berkreasi semaksimal mungkin agar nantinya pengoperasian MRT tidak menjadi bom subsidi yang artinya justru menjadi beban APBD.

"Mereka harus inovatif dan kreatif. Sehingga subsidi tidak terlalu membebani APBD nantinya. Sehingga selain tarif, MRT juga memiliki pendapatan dari sektor lain yang bisa diandalkan," tukasnya.

Terlebih lagi MRT memiliki ketepatan waktu yang sangat baik melebihi angkutan umum lainnya. Hal itulah yang bisa menjadi nilai jual kepada masyarakat untuk mau beralih ke MRT.

"Dengan pencapaian 82ribu penumpang rata-rata perhari adalah sebuah pencapaian yang baik. Tentunya akan banyak orang tertarik. Tetapi mereka juga harus bisa menangkap potensi penumpang dengan strategi-strategi khusus melalui kerjasama dengan saudaranya, Transjakarta," kata Djoko.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya