Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Saatnya Anies Melirik Trotoar

(Fer/*/J-3)
15/4/2019 05:30
Saatnya Anies Melirik Trotoar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

KEMANG adalah wilayah perpaduan. Sejak 1970-an, Kemang yang berada di Kecamatan Mampang Prapatan dan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, sudah sangat dikenal. Lingkungannya yang asri membuat daerah ini dipilih para ekspatriat sebagai tempat tinggal.

Di balik keriuhan perumahan, apartemen dan kegiatan bisnis, Kemang juga masih menyimpan kampung asli Betawi. Kekayaan budaya daerah ini pun terpelihara karena setiap tahun digelar Kemang Festival.

Tahun ini, Gubernur Anies Baswedan juga melirik Kemang. “Kami akan menata trotoar Kemang sebagai proyek percontohan untuk wilayah lain di Jakarta,” tuturnya, saat menghadiri acara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/4).

Trotoar Kemang, lanjutnya, juga akan menjadi penampung bagi kegiatan seni budaya yang bisa dinikmati kaum pedestarian. “Kemang akan menjadi salah satu contoh membangun ekosistem pejalan kaki dan ekosistem komersial. Sistem kebudayaan yang baik sedang kita lakukan di Kemang.”

Dalam rencana Anies, trotoar Kemang akan disulap dengan pajangan karya seni sehingga menjadikan Kemang sebagai pusat wisata dan budaya. Penataan di daerah ini direncanakan selesai akhir 2019.

Setelah penataan, Pemprov DKI akan bertindak sebagai kurator untuk seni yang ditampilkan, maupun produk seni yang hendak dijual. “Mereka yang nanti bisa tampil dan berjualan adalah hasil-hasil yang sudah dikurasi. Harapannya seni budaya bisa tumbuh kembali,” papar Anies.

Penataan Kemang merupakan yang kedua, setelah sebelumnya dilakukan di Jalan Sudirman. Setelah ini, penataan akan menyasar bukan jalan utama, baik di Kemang, Kasablanka dan Cikini Raya.

Revitalisasi Kemang akan dimulai pada Mei mendatang. Kawasan untuk pedestarian akan diperlebar hingga tiga meter. Panjang trotoar yang direvitalisasi mencapai 7,5 kilometer.

Kondisi trotoar Kemang saat ini memang jauh dari ideal. Seperti diungkapkan Linda, 24, warga, Kemang belum ramah untuk pejalan kaki.

“Trotoarnya sempit, sehingga kadang-kadang kalau kurang hati-hati suka kesenggol motor atau mobil,” tuturnya.

Dia berhap Kemang setelah ditata akan menjadi lebih rapi. Setiap sore hingga malam, Jalan Kemang Raya selalu macet, sehingga jika sudah tertata, trotoar akan lebih menyegarkan pandangan.

Namun, ketakutan juga menyergap warga lain. Seperti yang dirasakan sejumlah pedagang kaki lima, penataan trotoar dikhawatirkan akan membuat mereka terusir.

“Saya ini kan melayani pembeli yang lewat dan karyawan di sekitar ini. Sudah 17 tahun saya berdagang, dan takut tidak boleh berdagang lagi, jika trotoar direvitaliasi,” ujar Edi, 57, pedagang mi ayam.
Namun, jika dia masih boleh berdagang, Edi yakin dagangannya akan lebih laku lagi. (Fer/*/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya