Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
WALAU sudah dioperasikan secara komersial sehingga masyarakat harus membayar untuk naik Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, animo masyarakat masih tinggi ingin mencoba menumpang transportasi publik berbasis rel itu.
Terlihat dari jumlah penumpang yang sudah melampui target awal beroperasi diperkirakan hanya 65.000 per hari. Pada hari kerja (weekdays) saat ini, jumlah penumpang telah mencapai 70.000 orang per hari.
Lebih tinggi lagi pada saat akhir pekan (weekend) dan hari libur. Jumlah penumpang rata-rata mencapai 90.000 hingga 100.000 orang per hari. Bahkan pada tanggal 3 April 2019 merupakan hari libur nasional, jumlah penumpang menembus angka 150.000 orang.
Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Effendi, mengatakan, meski masyarakat harus membayar tiket untuk mencoba naik MRT Jakarta, hal itu tidak menurunkan jumlah penumpang melainkan semakin bertambah banyak.
"Bahkan ada dari daerah yang khusus datang hanya untuk naik MRT Jakarta. Biasanya pada weekend, kebanyakan turis yang naik MRT Jakarta,” kata Effendi, di Jakarta, Senin (8/4).
Baca juga: Pelancong Dominasi MRT
Hal itu terlihat dari banyaknya penumpang yang tidak tahu menggunakan kartu uang elektronik. Mulai dari membeli kartu Jelajah hingga tidak tahu bagaimana tapping kartu di gerbang pembayaran (passanger gate).
"Ternyata banyak warga daerah yang pertama kali menggunakan kartu uang elektronik dan passanger gate. Kalau teman-teman yang biasa naik KRL itu tidak jadi masalah. Seperti di Stasiun Dukuh Atas, itu ramai sekali, tetapi tidak jadi masalah, karena mereka biasa naik KRL. Tetapi di Stasiun Lebak Bulus dan Bundaran HI, banyak penumpang yang dari Tangerang, Lampung. Jadi mereka enggak pernah pakai kartu uang elektronik,” jelas Effendi.
Untuk itu, pihaknya menempatkan dua petugas di passanger gate untuk membantu penumpang yang belum bisa melakukan tapping kartu. Mereka akan melakukan tindakan terhadap kartu yang dipakai penumpang bila terjadi kesalahan dalam gerbang pembayaran.
"Ini kita tempatkan pada saat weekend terutama. Juga ada petugas keliling pakai pengeras suara juga kita tambahkan. Penambahan ini hanya ada di stasiun utama saja. Seperti Lebak Bulus, HI, Dukuh Atas dan Blok M. Karena yang ramai hanya di empat stasiun itu,” jelas Effendi. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved