Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BANJIR di sekitar proyek pembangunan kereta ringan (LRT) Jabodebek dan Tol Becakayu disoal Anies Baswedan, pekan lalu. Kemarin, lewat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pemerintah pusat menjawab tudingan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Saya berharap Gubernur meneliti lebih jauh. Kalau mengeluarkan statement harus ada buktinya," tutur Budi Karya saat beracara di kantor PT Pelabuhan Indonesia II, di Jakarta Utara, kemarin.
Meski belum mengetahui persis penyebab banjir di sekitar dua proyek itu, dia yakin para kontraktor sudah melakukan studi kelayakan dan mengantisipasi terjadinya banjir. Mereka sudah memperhitungkan dampak-dampak yang timbul sebelum proyek dikerjakan.
Dalam perencanaan, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II menambahkan kontraktor sudah memperhitungkan titik-titik yang akan dibangun dengan baik. Seluruh proyek besar diyakini sudah memiliki perencanaan yang baik.
"Kementerian Perhubungan akan memeriksa kembali dan akan melakukan klarif
ikasi. Kami berharap seluruh pihak memberikan data sebelum melontarkan tudingan," tandasnya.
Baca Juga: 7.788 Jiwa di Bantaran Sungai Ciliwung Terdampak Banjir
Pekan lalu saat banjir mengepung kawasan Cawang, Jakarta Selatan, Anies Baswedan spontan menuding proyek kereta ringan Jabodebek sebagai biang keladinya. Adhi Karya, kontraktor proyek itu, dinilai minim melakukan antisipasi banjir.
Anies tidak asal menuduh. Sejak pagi, dia sudah datang ke lokasi proyek di sekitar Jalan MT Haryono. "Tiang konstruksi LRT menutup saluran air," tuturnya.
PT Adhi Karya, dari temuan Anies, juga tidak menanam pipa untuk menghubungkan saluran air yang tertutup. Kontraktor pelat merah itu juga tidak menyiapkan pompa yang cukup untuk membuang air ke saluran penghubung di sekitarnya. (*/Put/Ssr/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved