Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
HUJAN yang mengguyur deras selama sepekan ini, kerap membuat tanggul kali Pulo, Jatipadang, Pasar Minggu jebol hingga air meluap dan merendam pemukiman warga setempat. Bahkan, kondisi itu mengakibatkan warga selalu khawatir akan luapan air ketika turun hujan.
Kondisi itu dialami, salah seorang warga di RT 03, Jatipadang, Sri Rezeki. Dia mengatakan, kondisi tanggul yang kerap jebol membuat dirinya selalu was-was apabila hujan turun deras. Pasalnya, sudah menjadi kebiasaan apabila intensitas hujan meningkat, luapan kali akan masuk perumahan warga.
Baca juga: MRT Jakarta Klaim Antrean pada Gerai Tiket sudah Berkurang
"Kita mah sekarang selalu was-was, trauma juga kalau tiba-tiba air sudah masuk ke dalam rumah," kata Sri.
Sri menyebut, sebenarnya kondisi banjir di pemukiman lebih parah ketika beberapa tahun lalu. Pasalnya, kondisi tanggul yang ada sekarang relatif tinggi sehingga luapan air masih terbendung dengan tanggul. Namun, kondisi turap di bawah kali sudah rapuh dan mudah terkikis.
"Tanggulnya sudah tinggi memang, lebih bagus dan menghambat air masuk pemukiman, tetapi kondisi di bawah itu memperihatinkan, jadinya kita masih was-was," terangnya.
Dia menambahkan, tanggul jebol di kawasan itu memang tidak terjadi di lokasi yang sama. Namun, tetap saja apabila hujan deras mengguyur dipastikan kali Pulo tidak mampu menampung luapan air. Apalagi debut air yang tinggi dengan kondisi kali yang kecil tentu tidak seimbang.
"Kali sampai ke ujung tuh semakin kecil, apalagi kalinya sungai berliuk-liuk jadinya air deras langsung menghantam tanggul," paparnya.
Warga lainnya, Dia Mariani, menjelaskan kondisi banjir yang sering terjadi di kawasan itu tidak hanya bisa diatasi dengan memperbaiki tanggul atau menahan terjangan air dengan tiang pancang kayu yang dilakukan Sudin SDA saat ini. "Kalau hujan selalu banjir, tanggul jebol. Jangan diatasi seperti itu, harus ada perbaikan lain," sebutnya.
Dia menambahkan penyempitan di hulu menjadi penyebab utama meluapnya air ke pemukiman warga. Apalagi jika musim hujan tiba, kondisi itu akan terus menerus berulang. "Kalau tanggul jebol selalu diperbaiki, ujung-ujungnya jebol lagi. Kan kali ini sudah ngak sesuai fungsinya," terangnya.
Menurut Dian, kondisi pemukiman warga di RT 14 sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, banyak rumah-rumah yang dibangun atas bantaran kali sehingga kondisi kali menyempit dan semakin dangkal. "Itu sudah tidak difungsikan jadi kali lagi, sudah jadi selokan kecil banget. Bisa loncat," terangnya
Oleh karena itu, salah satu solusi untuk mengatasinya dengan normalisasi di hulu. Begitu juga dia berharap, pemukiman yang berada di bantaran kali bisa ditertibkan.
Baca juga: Atasi Antrean Pada Gerai Tiket, MRT Tambah Jumlah Gerai Tiket
"Kita setuju normalisasi, biar kali yang ada sesuai fungsinya lagi. Itu harus segera dilakukan, harus ditata," terangnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji pembuatan pengendalian air untuk menanggulangi banjir di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Banjir di wilayah tersebut diketahui sudah terjadi berulang kali akibat meluapnya saluran penghubung.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, luapan air terjadi karena volume air yang tidak mampu ditampung saluran penghubung tersebut. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved