Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di DKI Jakarta meningkat dari 867 kasus pada Minggu (3/2) menjadi 1.014 pada Rabu (6/2). Meningkatnya kasus DBD di DKI belum jadi sebuah kejadian luar biasa (KLB) lantaran sebaran kasus yang tidak merata.
"Dikatakan KLB itu ketika kasusnya (DBD) meluas dan merata, sementara sekarang ini hanya banyak di tempat-tempat tertentu saja," ujar Ketua Seksi Surveilance Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Etrina Eriawati saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Kamis (7/2).
Baca juga: Pasien DBD di RSUD Brebes Membeludak
Terhitung sampai Rabu (6/2) dengan 1.014 kasus DBD, Jakarta Selatan menjadi wilayah yang paling banyak dengan jumlah 347 kasus. Setelah itu, Jakarta Timur dengan 277 kasus dan Jakarta Barat 266 kasus. Diketahui, 39 dari 2.000 rukun warga (RW) terindikasi titik rawan yang hingga kini menjadi fokus Dinas Kesehatan Jakarta untuk menanggulangi DBD.
"Kami lakukan fogging, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), arahan kepada masyarakat mengenai 3 M (menguras, menutup dan mengubur), juga larvasidasi. Tidak hanya di 39 RW tadi, tapi juga agak melebar sedikit ke wilayah sekitarnya sebagai langkah pencegahan," kata Etrina.
Ia juga menyampaikan warga sudah mulai berinisiatif melakukan pencegahan sebaran nyamuk. "Waktu di lapangan kita temui ada warga yang mulai menanam pohon, dipercaya pohonnya bisa usir nyamuk, pohon sereh dan lavender. Ada juga yang mulai pelihara ikan pemakan jentik, seperti ikan cupang." pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved