Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Tarif MRT Rp8.500 Dinilai Wajar

Put/ Ant/J-2
06/2/2019 10:30
Tarif MRT Rp8.500 Dinilai Wajar
Rangkaian kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia melintas di kawasan Jakarta Selatan, Senin (22/10/2018). Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengusulkan dua tarif MRT Jakarta,(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.)

TINGKAT kemampuan masyarakat untuk membayar dan tingkat kemauan warga untuk membayar harus dipertimbangkan saat menentukan tarif moda raya transportasi (MRT). Namun, usulan tarif MRT Jakarta sebesar Rp8.500 per 10 kilometer (km) dinilai masih dalam batas kewajaran. “Tarif murah atau mahal itu relatif, tetapi (Rp8.500 per 10 km) ini masih wajar,” kata Pengamat Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, Djoko Setijowarno, kemarin.

Menurut dia, ada sejumlah aspek yang harus dipertimbangkan pihak manajemen dalam menentukan tarif, yaitu tingkat kemampuan masyarakat untuk membayar dan tingkat kemauan warga untuk membayar. Djoko menegaskan bahwa transportasi umum seperti MRT perlu untuk disubsidi pemerintah. Bahkan, ia mengingatkan bahwa di sejumlah kota di dunia sudah ada yang sampai menggratiskan transportasi umumnya Bila dibandingkan dengan tarif KRL, ujar dia, hal itu berbeda karena infrastruktur KRL sudah ada dasarnya dari dulu, sedangkan MRT dibangun dari nol. Sebelumnya, manajemen PT Moda Raya Transportasi (MRT) mengusulkan tarif sebesar Rp8.500 per 10 kilometer kepada Pemprov DKI Jakarta dan masih menunggu persetujuan.

Menurut Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, di Jakarta, Rabu (30/1), sebenarnya biaya dana yang dibutuhkan satu orang dalam satu perjalanan sekitar Rp30 ribu per orang. “Namun, hal tersebut tidak bisa dibebankan pada masyarakat,” kata Dirut MRT. Mengingat masih cukup banyak kekurangan tersebut, kata William, pihaknya berupaya mengembangkan bisnis untuk memenuhi kekurangan pendapatan pada tiket.

Direktur Pengembangan Bisnis MRT Ghamal Peris menyebutkan setidaknya ada tiga strategi pengembangan bisnis yang dilakukan MRT untuk menutup kekurangan biaya operasional tersebut. Pertama ialah kemitraan nama stasiun dengan sistem sponsorship dengan kontrak selama lima tahun pada perusahaan yang berjarak 700 meter dari stasiun. Kedua ialah area komersial di stasiun bagi perusahaan ritel. Saat ini sudah ada 15 mitra ritel yang telah bergabung di 10 stasiun pada tahap satu. Ketiga ialah penyediaan 16 lokasi untuk UMKM di lima stasiun, yakni Lebak Bulus, Haji Nawi, Blok A, Fatmawati, dan Dukuh Atas.

Untuk mendukung pengoperasian MRT pada Maret nanti, PT Transjakarta menyiapkan ruterute pengumpan untuk menuju stasiun-stasiun MRT. Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan pihaknya saat ini sedang menggodok rekayasa rute yang sudah ada dan membuka rute-rute baru menuju stasiun-stasiun MRT.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya