Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Ratusan Becak Sudah Beroperasi di Kawasan Teluk Gong

Ferdian Ananda Majni
08/10/2018 20:30
Ratusan Becak Sudah Beroperasi di Kawasan Teluk Gong
(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

SEBANYAK lima shelter 'Becak Terpadu' telah dibangun di Wilayah Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Barat.

Pantauan Media Indonesia, Senin (8/10), becak-becak itu terlihat di Jalan K, RW 09, Kelurahan Pejagalan. Di situ sedikitnya terdapat 50 becak yang beroperasi dan mengantre untuk menjemput penumpang yang keluar dari arah belakang Pasar Jaya Teluk Gong.

Salah seorang penarik becak asal Serang di Teluk Gong, Sarkani 50 mengatakan ia telah puluhan tahun menarik becak. Namun, sejak operasional becak dilarang ia sempat kembali ke kampung halaman.

"Saya udah lama ngebecak, tapi sejak dilarang pulang kampung. Ini baru beberapa bulan balik lagi," kata dia.

Saat ini, ia masih menyewa becak dengan bayaran Rp7.000 per hari. Katanya, uang yang didapatkan dari menarik becak setidaknya cukup untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Tergantung sih, kadang sepi kadang ramai. Sekarang paling dapat Rp50.000 itu pun pendapatan kotor," jelasnya.

Sejak pembatasan wilayah operasional, pendapatan yang didapatkan Sarkani berkurang tetapi seluruh penarik becak hampir mendapatkan giliran yang sama untuk mengantarkan penumpang.

"Berkurang iya, kan mangkalnya di dalam. Kalau di luar pasti ramai, tapi di sini semua kebagian karena antre," lanjutnya.

Salah penarik becak lainnya, Wantim, 45, asal Tegal telah menjadi penarik becak sejak tahun 1983. Namun ia mengaku sudah beberapa tempat pindah pangkalan.

"Udah lama, dulu pernah mangkal di Jembatan 5, Muara Baru, Cilincing dan sekarang di sini," katanya.

Ia mengatakan, secara keseluruhan ada 200 becak yang beroperasi di wilayah setempat. Mereka tersebar di beberapa pangkalan. "Kalau dulu enggak punya data, sekarang jumlahnya 200 becak, perasaan enggak nambah segitu-gitu aja," terangnya.

Ia menambahkan, penarik becak yang mangkal di shelter itu rata-rata anggota Serikat Becak Jakarta (Sebaja). Oleh karena itu, mereka akan mengantre untuk mengantarkan penumpang.

"Ada juga yang bukan anggota Sebaja, tetapi kita taat peraturan dan tertib. Mangkal di lokasi yang ada izin dan antre juga untuk antar penumpang," paparnya.

Sementara itu, Koordinator Serikat Becak Jakarta (Sebaja) Rasdullah mengatakan, sedikitnya ada 1.685 becak di 16 pangkalan yang tersebar di wilayah Jakarta.

"Alhamdullah, becak sudah bisa beroperasi lagi di Jakarta. Sudah ada pangkalan, katanya pemerintah itu akan membuat namanya halte becak, halte becak way," sebutnya.

Rasdullah menegaskan, total 1.685 yang terdata merupakan penarik becak yang telah beroperasi lama. Bahkan, mereka tetap menarik becak ketika ada larangan berada di jalan protokol.

"Becak itu sudah beroperasi sejak lama di Jakarta. Saya pastikan tidak ada para penarik becak baru dari luar Jakarta yang legal," terangnya.

Ia menjelaskan, jadi penarik becak yang sebelumnya legal diberi kartu tanda anggota, rompi biru, dan surat operasi dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

"Penarik becak yang tidak memiliki tiga syarat itu akan ditertibkan Satpol PP. Jadi Pak Anies membolehkan becak. Bukan becak pendatang dari kampung, tetapi becak yang sudah ada di Jakarta," tegasnya. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya