Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

DKJ Tidak Dilibatkan Revitalisasi Taman Ismail Marzuki

Nicky Aulia Widadio
20/8/2018 19:15
DKJ Tidak Dilibatkan Revitalisasi Taman Ismail Marzuki
(Ist)

DEWAN Kesenian Jakarta (DKJ) mengaku tidak dilibatkan dalam rencana Gubernur DKI Anies Baswedan merevitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Anies justru membentuk tim baru, yakni Tim Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki untuk mengkoordinasi pelaksanaan revitalisasi TIM.

“Memang waktu awal revitalisasi kami tidak diundang, tapi kemudian ada satu pertemuan besar membicarakan revitalisasi fisik,” ujar Ketua DKJ Irawan Karseno ketika dihubungi, Senin (20/8).

DKJ pun tidak dilibatkan dalam pembentukan Tim Revitalisasi TIM. Padahal Irawan berharap Pemprov DKI agar memperkuat lembaga yang sudah ada alih-alih membentuk tim baru. Sebab di Pemprov DKI telah ada pula Unit Pengelola Teknis (UPT) yang mengelola Taman Ismail Marzuki.

Lagipula, sambung dia, DKJ juga memiliki peran konsultatif dan bisa memberi masukan kepada Pemprov DKI terkait revitalisasi TIM. DKJ pun akan tetap memberi masukan kepada Pemprov DKI bila dibutuhkan, meski telah ada tim tersendiri yang dibentuk Anies.

"Saya sih positif saja mikirnya, mungkin Pak Gubernur ingin mendengar masukan dari lebih banyak pihak," kata Irawan.

Tim Revitalisasi TIM yang dibentuk oleh Anies diketuai oleh Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta. Di dalam tim tersebut ada nama sejumlah seniman sebagai anggota, yakni Arie Batubara, Arsono, Hidayat LPD, Yusuf Susilo Hartono, dan Mohamad Chozin.

Menurut Irawan, mereka lah yang menyampaikan usulan revitalisasi dan pembentukan tim revitalisasi kepada Anies.

"Saya kira usulan kawan-kawan itu ketika ketemu gubernur," katanya.

Rencana revitalisasi Taman Ismail Marzuki telah bergulir sejak lama. Pada era Gubernur Djarot Saiful Hidayat, tepatnya Oktober 2017 lalu, TIM juga telah direvitalisasi. Namun Irawan menuturkan masih ada banyak hal yang perlu dikerjakan untuk mengembalikan kejayaan TIM.

Selama ini proses revitalisasi TIM berjalan bertahap karena biaya yang dibutuhkan amat besar. Bahkan Iriawan menyebut perlu dana sekitar Rp600 miliar untuk merevitalisasi TIM secara keseluruhan.

Pekerjaan revitalisasi yang dilakukan di era Djarot meliputi perbaikan Gedung Teater Jakarta, Gedung Graha Bakti Budaya, serta Plaza Teater Jakarta.

Masterplan revitalisasi TIM selama ini mengacu pada konsep yang dibuat oleh arsitek Andra Matin ketika menang sayembara pada 2007 lalu. Masterplan itu kini diajukan untuk dikaji kembali dan disesuaikan dengan kondisi terkini.

Pemprov DKI berencana menganggarkan Rp173,2 juta untuk pengkajian ulang pada APBD Perubahan 2018. Sementara itu, untuk membayar honor para profesional yang direkrut kedalam tim revitalisasi, Pemprov DKI mengusulkan anggaran sebesar Rp273 juta.

Di sisi lain, Irawan juga berharap dukungan Pemprov DKI tidak hanya pada revitalisasi fisik, namun juga pada penguatan program-program kesenian dan kelembagaan.

"Fisik itu juga penting kalau anggaran memungkinkan, sejauh yang paling mungkin penguatan program dan kelembagaan," ujar dia.(X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya