FENOMENA prostitusi belakangan menjadi perbincangan hangat. Setelah terbongkarnya praktik prostitusi online hingga kos-kosan yang disulap menjadi tempat esek-esek terus mencuat.
Prostitusi tampaknya masih menjadi permasalahan kompleks di Jakarta. Permasalahan itu tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Keberadaan para pekerja seks komersial (PSK) bahkan mudah dijumpai di beberapa wilayah di Jakarta.
Di Jakarta Timur, salah satu titik para PSK menjajakan diri itu berada di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur, tepatnya di bawah fly over Jatinegara hingga depan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang.
Saban malam, bisa dijumpai para puluhan PSK berjajar di atas trotoar. Diantara mereka bahkan ada juga yang bersembunyi di balik tembok-tembok pagar pembatas rel kereta api sembari menunggu para pelanggannya. Mereka mulai menjajakan diri diatas pukul 20.00 WIB. Rentang usia mereka bervariatif dari remaja hingga setengah baya.
Informasi yang didapat di lapangan, keberadaan PSK itu juga bisa dijumpai pada siang hari. Namun, bagi orang yang tak biasa melintas wilayah itu, tidak akan bisa mencirikannya.
"Kalau orang yang gak biasa lewat atau orang yang bukan pelanggan gak akan tahu, gak akan mengenali PSK itu," kata Rizki,31, warga setempat saat berbincang dengan Media Indonesia, Selasa (28/4).
Dituturkan Rizky, PSK yang biasa mangkal pada siang hari tidak secara blak-blakan menawarkan diri kepada calon pelanggan. Mereka punya trik tersendiri.
"PSK itu gak menawarkan diri secara blak-blakan. Mereka hanya nunggu di pinggir jalan seperti orang nunggu angkot. Para pelanggannya yang samperin dia. Soalnya PSK takut dijebak petugas (Satpol PP). Tapi kalau malam gak gitu, seperti pada umumnya lokalisasi," jelasnya
Bukan hanya itu, para PSK biasa juga mempunyai tempat khusus saat kencan dengan para pelanggannya. Tak jauh dari tempat itu, tersedia wisma yang biasa dijadikan tempat mesum.
"Mereka (PSK) tarifnya Rp250 ribu. Itu sudah termasuk kamar. Di belakang stasiun Jatinegara itu ada wisma, sewanya Rp100 ribu. Itu yang belum disentuh petugas," ujarnya
Tentu keberadaan mereka membuat resah warga sekitar. Pasalnya, praktik prostitusi itu sudah berlangsung puluhan tahun.
"Saya resah, punya anak, takut pada terpengaruh. Kami minta pemerintah ini ditertibkan, jangan setengah-setengah tertibkannya. Masa sampe sekarang masih aja ada," kata Sri, 42, warga Cipinang Kebemben yang tak jauh dari lokasi PSK mangkal.
Sementara itu, Kasieops Satpol PP Jakarta Timur Agus Sidiki mengaku sudah sering melakukan penertiban di tempat tersebut. Namun karena lokasinya yang mudah diakses, membuat para PSK mudah melarikan diri dari petugas.
"Kendalanya saat disidak dari depan di Jalan Raya Bekasi, yang mangkal di belakang (Cipinang, dekat Pasar Enjo) langsung pada kabur naik ojek. Di sidak dari belakang, dia kabur lewat depan," kata Agus Sidiki saat berbincang kepada wartawan, Selasa (28/4)
Tak hanya itu, lanjut Agus, saat melakukan sidak, para PSK justru banyak yang melakukan perlawanan.
"Jadi mereka ini begitu anggota kami menyergap, ada yang melempari dengan batu, terus mereka berlari lewat rel kereta dan kabur," jelasnya.
Dikatakan Agus, pihaknya akan terus mencari solusi untuk bisa menertibkan lokalisasi yang sudah ada sejak lama itu.
"Meskipun sulit, kami akan terus berupaya untuk menertibkan para PSK tersebut," tutupnya.(Q-1)