Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

DKI Baru Sanggup Kelola 11% Limbah

MI
22/3/2018 09:52
DKI Baru Sanggup Kelola 11% Limbah
(ANTARA/DHEMAS REVIYANTO)

AIR limbah di DKI Jakarta baru 11% yang dikelola dengan layak melalui perpipaan oleh PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya. Buruknya pengelolaan limbah dinilai sebagai salah satu penyebab kerusakan dan penurunan permukaan tanah.

“Sekarang cuma 11% yang air limbahnya lewat perpipaan. Kota-kota besar dunia lain sudah 100% makanya mereka tidak khawatir penurunan (tanah) tadi,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di kediamannya, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut Sandi, itu juga yang menyebabkan terjadinya retakan tanah pada rumah (cracking house), pun terbelahnya badan jalan, bahkan sink hole yang menyebabkan rumah amblas. “Orang bilang ada gempa, enggak, Ini simpel saja karena tanahnya turun dan bangunannya tidak kuat menyangganya,” lanjutnya.

Hal itu diakui Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih. Menurutnya, dalam masterplan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) pada 2012, ada 15 instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang direncanakan beroperasi di Jakarta.

“Namun, saat ini, sistem pengolahan air limbah di Jakarta baru memang baru ada satu, di Setiabudi (Jakarta Selatan),” ujar Andono saat dihubungi, kemarin.

Domestik lebih parah
Dari dua jenis limbah, yakni domestik dan industri, Andono mengaku pihaknya mengatur perizinan pengolahan jenis limbah yang kedua. Limbah domestik disebutnya sebagai yang kondisinya kini paling mengkhawatirkan.

Baik black water (limbah WC) maupun grey water (limbah air bekas cucian), kata Andono, ialah tanggung jawab PD PAL. Sementara itu, pemasangan sewerage system (sistem pengolahan air limbah) menjadi tanggung jawab Dinas Sumber Daya Air (SDA).

“Maka itu, sebenarnya yang belum banyak terkover adalah limbah domestik. Untuk limbah badan usaha, semuanya terpantau oleh Dinas Lingkungan Hidup. Kita belum punya instrumen untuk limbah yang domestik.” tandasnya. (Aya/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya