Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Pemprov bakal Terbitkan Perda Larangan Air Tanah

Selamat Seragih
16/3/2018 09:39
Pemprov bakal Terbitkan Perda Larangan Air Tanah
(MI/Panca Syurkani)

PEMPROV DKI Jakarta menyebut penggunaan air tanah yang tidak terkendali di Ibu Kota mendorong mereka berencana menerbitkan peraturan daerah (perda) tentang pelarangan penggunaan air tanah.

“Untuk menyetop belum ada atur­an. Ini sesuatu yang sangat serius. Kita tidak sadar setiap tahun permu­kaan tanah di wilayah Jakarta turun antara 30 sentimer hingga 60 sentimeter,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota, kemarin (Kamis, 15/3/2018).

Menurut dia, satu-satunya cara untuk menghentikan penurunan permukaan tanah di Jakarta ialah menghentikan pengambilan air ta­nah. “Nah harus kita buat regulasinya. Harus yang paling kuatlah yakni perda. Nanti kita lihat,” lan­jutnya.

Menurutnya, permasalahan yang dihadapi DKI Jakarta juga dialami kota-kota besar lain di dunia. Sandi yang baru saja melakukan lawatan ke Tokyo, Jepang, menyebut kota itu juga mengalami masalah serupa soal air tanah.

Wacana ini menyusul sidak ke ho­tel dan gedung-gedung tinggi lain yang terindikasi melakukan pe­langgaran terkait penggunaan air tanah. Dalam 21 hari, pemprov akan mengawasi pemanfaatan air tanah dan pengolahan limbah air 80 gedung di Jakarta.

Sidak itu berdasarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) No 279/2018 pa­da 6 Februari lalu tentang Tim Pengawasan Terpadu Penyediaan Sumur Resapan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah serta Pemanfaat-an Air Tanah di Bangunan Gedung dan Perumahan.

Namun, rencana penyetopan peng­gunaan air itu dilematis karena masih banyak warga yang tidak punya pilihan selain mengambil air tanah. Sandi mengakui, hingga saat ini kemampuan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya melayani kebutuhan air bersih Jakarta baru mencapai 60% perpipaan. “Sisanya kita harus ada inovasi. Kalau enggak diantisipasi lebih dini akan turun terus tanahnya,” papar Sandi.

Sebelumnya, Direktur Utama PAM Jaya, Erlan Hidayat mengaku tengah membangun jaringan pipa dan delapan water treatment plant (WTP). Setiap WTP mampu menyuplai 500 liter air per detik untuk memenuhi kebutuhan 50 ribu pelanggan.

“Enggak banyak ya. Paling 3% sampai 5% (tambahan jangkauan ke pelanggan baru), enggak banyak,” ujarnya. (Ssr/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya