Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PEMILIK angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membeli angkot mereka yang tidak bisa bergabung dalam program One Karcis One Trip (OK-Otrip).
Mereka mengaku tak sanggup dengan kerja sama yang ditawarkan pemprov untuk bergabung dalam program itu karena keharusan membayar uang muka Rp75 juta untuk mengonversi tiga angkot menjadi satu bus sedang.
“Kita enggak mungkin sanggup. Jalan keluarnya, pemerintah beli saja angkot di tiap trayek yang enggak bisa ikut OK-Otrip. Itu lebih baik supaya angkot bersubsidi tidak berkonflik dengan angkot tanpa subsidi,” kata pengusaha angkot dari Koperasi Kolamas Jaya sekaligus anggota Organda DKI, Petrus Tukimi, saat dihubungi kemarin.
Kamis (22/2) lalu, sejumlah perwakilan sopir dan pemilik angkot dari trayek M08 Tanah Abang-Kota, M10 Tanah Abang-Jembatan Lima, dan M03 Bendungan Hilir-Roxy menggelar protes di kawasan Tanah Abang hingga Kantor Dishub DKI. Salah satu poin yang mereka tolak ialah soal pembatasan jumlah armada yang bisa tergabung dengan program OK-Otrip Tanah Abang.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta membatasi jumlah angkot yang bisa bergabung dengan OK-Trip mengingat jumlah angkot yang terlalu banyak, mencapai 1.355 armada di 8 trayek yang melintasi kawasan Tanah Abang. Sementara dalam hitung-hitungan Dishub, armada yang dibutuhkan OK-Otrip terdiri dari hanya 808 armada.
“Sampai saat ini belum ada jawaban dari Dishub atau Gubernur atas keberatan kami itu. Rencananya pemerintah diwakili PT Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta) bertemu operator mikrolet hari Selasa atau Rabu pekan depan,” tutur Petrus.
Lambatnya respons pejabat Pemprov DKI, sambung Petrus, membuat pemilik angkot berkecil hati. Sebab, untuk bisa membeli armada mereka, pemprov pun butuh peraturan daerah (perda) sebagai payung hukum karena pembelian akan menggunakan APBD.
Namun, beda cerita bila Pemprov memutuskan bekerja sama dengan swasta atau pakai dana corporate social responsibility (CSR) untuk membeli armada angkot.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arouffy mengatakan mengonversi tiga angkot menjadi satu bus sedang menjadi opsi bagi para pemilik angkot untuk bergabung di OK-Otrip. “Potensi trayeknya ada banyak, ada 46 trayek untuk bus sedang,” ucapnya. (Aya/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved