Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Menata Waduk, Dinas Berjalan Sendiri-Sendiri

Akmal Fauzi
27/2/2018 09:14
Menata Waduk, Dinas Berjalan Sendiri-Sendiri
(Seorang pekerja dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta membersihkan sampah di Waduk Melati, Jakarta---ANTARA/Reno Esnir)

PENATAAN 77 waduk dan danau yang ada di Jakarta selama ini ternyata belum memiliki rencana induk. Dinas-dinas yang bertanggung jawab akan hal itu masih bekerja sendiri-sendiri sehingga tak ada ke­terpaduan perencanaan dan pengerjaan. “Pikiran besarnya adalah penataan danau. Waduk itu tanggung jawab Dinas Tata Air, kami dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk membersihkannya. Tapi selama ini berjalan sendiri-sendiri, belum ada kesamaan rencana penataan,” kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Isnawa Adji.

Akibatnya, sambung dia, penataan pun menjadi tak fokus. Misalnya saja, soal pemanfaatan waduk seusai direvitalisasi, yakni Waduk Pluit dan Danau Sunter. Hingga saat ini, belum ada rencana pemanfaatan dua waduk itu selain hanya sebagai tempat parkir air.

Isnawa mengaku dari petugas Badan Air Dinas LH sempat muncul usulan agar waduk-waduk yang sudah selesai direvitalisasi dijadikan tempat wisata air.

“Saat itu juga langsung saya ingatkan, itu bukan tugas kita. Memang harusnya dari dinas terkait supaya lebih aktif melihatnya. Bisa saja di waduk ini diadakan lomba atau festival perahu, lalu ditambah pedagang UKM untuk wisata kuliner karena sudah bersih. Tapi itu kan bukan porsi kami,” jelasnya.

Minimnya koordinasi antardinas juga menjadi kendala pengerjaan revitalisasi di lapangan.

Isnawa mencontohkan saat pengerukan di Waduk Ria Rio dengan alat berat oleh Dinas Tata Air. Sampah dan lumpur hasil kerukan itu diletakkan begitu saja di pepohonan yang ada di sekitar waduk. Akibatnya, pohon-pohon tersebut tersebut rusak dan mati akibat sampah dan lumpur yang sudah terkontaminasi zat kimia.

“Dinas Kehutanan dan Pertamanan langsung protes. Ini bukan mau saling menyalahkan, tapi memang koordinasi perlu difokuskan lagi saat melakukan penataan,” ujar Isnawa.

Ia menambahkan, dari 77 waduk yang ada di Jakarta, sudah 60% dibersihkan pihaknya. Pembersihan mulai dari pengerukan sampah, lumpur, dan eceng gondok agar kualitas air bersih dan tidak dangkal.

Masih banyak PR
Saat ditemui di kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Tinia Budiati mengatakan akan membuat banyak festival di waduk-waduk lainnya seperti yang baru saja digelar di Waduk Sunter. Ia akan ber­koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah terkait.

“Festival danau ini cukup menarik dan akan kami adakan,” ujar Tinia tanpa menjelaskan ihwal koordinasi antardinas yang selama ini dijalankan.

Begitu juga dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno. Ia hanya mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) yang belum selesai soal kebersihan waduk .

Ia menjelaskan, masih ada 12 waduk di wilayah Jakarta Utara yang harus dibersihkan. Jumlah itu belum mencakup wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan pantai-pantai di Jakarta Utara, serta Kepulauan Seribu. “Masih banyak PR. Masih banyak PR,” kata Sandiaga.

Saat ditanya bagaiamana konsep perencanaannya, Sandiaga mengatakan penataan danau maupun waduk tidak akan efektif tanpa adanya keterlibatan masyarakat. Ia meminta masyarakat untuk ikut menjaga danau yang ada di Jakarta. “Kepedulian masyarakat sangat penting. Kita akan libatkan partisipasi masyarakat dengan berbasis gerakan,” jelasnya. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya