Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
DINAS Perhubungan DKI Jakarta memastikan tidak semua angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dapat ikut dalam program One Karcis One Trip (OK-Otrip).
Keputusan itu diambil mengingat jumlah angkot yang terlalu banyak, mencapai 1.355 armada, di 8 trayek yang melintasi kawasan Tanah Abang. Sementara itu, dalam hitung-hitungan Dishub, armada yang dibutuhkan OK-Otrip terdiri dari hanya 808 armada.
“Dengan headway (jarak waktu antararmada mengambil penumpang) yang rapat itu, kebutuhan angkot hanya setengah dari jumlah armada existing di lapangan,” kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arouffy saat ditemui di Dinas Perhubungan DKI, Jakarta Pusat, kemarin.
Contohnya saja trayek M08 jurusan Tanah Abang-Kota. Berdasarkan data Dishub, ada 211 angkot M08 yang memenuhi syarat OK-Otrip.
Sementara itu, berdasarkan kajian Dishub bersama PT Transportasi Jakarta, trayek M08 hanya membutuhkan sekitar 92 armada untuk program OK-Otrip. Angka itu didapati setelah memperhitungkan headway angkot.
“Mereka (sopir dan pemilik) menanyakan nasib separuhnya lagi bagaimana. Kami sampaikan kalau secara teoretis tidak butuh semua. Sisanya, kalau tetap dioperasikan, headway-nya harus dikurangi bahkan sampai 30 detik. Terlalu rapat, dikhawatirkan operasionalnya menjadi menumpuk,” tutur Masdes.
Untuk mengatasi persoalan kelebihan armada itu, Dishub DKI memiliki sejumlah opsi. Pemilik angkot yang memiliki tiga armada atau lebih akan ditawarkan untuk mengonversikan armadanya menjadi bus sedang.
Perhitungannya tiga angkot dikonversikan menjadi satu bus sedang. Jalurnya akan diatur kemudian bersama PT Transportasi Jakarta.
“Potensi trayeknya ada banyak, ada 46 trayek untuk bus sedang. Yang penting mereka tergabung di Trans-Jakarta dulu,” ucap Masdes.
Mengenai soal nasib sopir, mereka diprediksi tetap bisa bergabung dengan OK-Otrip lantaran porgram itu menggunakan sistem sif. Dalam satu hari, satu armada dikemudikan dua sopir.
Kecemburuan antarsopir
Kemarin, sejumlah perwakilan sopir dan pemilik angkot dari trayek M08 Tanah Abang-Kota, M10 Tanah Abang-Jembatan Lima, dan M03 Bendungan Hilir-Roxy menggelar protes di kawasan Tanah Abang hingga Kantor Dishub DKI. Salah satu poin yang mereka tolak ialah soal pembatasan jumlah armada yang bisa tergabung dengan program OK-Otrip Tanah Abang.
“Kalau dibatasi yang ikut OK-Otrip, nanti yang lain bagaimana? Nanti timbul kecemburuan antara yang ikut OK-Otrip dan yang sistem manual,” kata salah satu sopir sekaligus pemilik angkot M08, Nopan Permana, 38, di Kantor Dinas Perhubungan DKI, Jakarta Pusat.
Kekhawatiran itu diamini pengusaha angkot dari Koperasi Kolamas Jaya sekaligus anggota Organda DKI, Petrus Tukimin. Ia khawatir akan timbul kecemburuan jika Pemprov DKI tidak memberi solusi bagi armada yang tidak bisa bergabung dengan OK-Otrip.
“Sisanya itu mau dikemanakan? Masak mereka harus bersaing antara yang dibayar pemerintah dan yang tidak. Itu yang belum terjawab dan harus ditanyakan ke Gubernur,” kata Petrus.
Di trayek M08 sendiri, Petrus menyebut sudah ada 100 armada angkot yang pemiliknya bersedia untuk ikut OK-Otrip. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved