Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bangunan Liar Ganggu Perjalanan KRL Jabodetabek

Yanurisa Ananta
22/2/2018 19:38
Bangunan Liar Ganggu Perjalanan KRL Jabodetabek
(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

SEJUMLAH bangunan liar yang berdiri di pinggir rel kereta api mengganggu masinis saat mengoperasikan kereta. Pasalnya, bangunan yang dibangun warga itu mengganggu daya pandang masinis. Akibatnya, kecepatan kereta tidak bisa maksimal untuk menghindari kereta menabrak bangunan liar tersebut.

Bangunan-bangunan liar itu bisa ditemui di kawasan Stasiun Duri sampai Grogol. Hal itu pun diakui Senior Manager Coorporate Communication Daop 1, Edi Kuswoyo. Tidak hanya di Jakarta, kondisi itu juga ditemui di area Bogor dan Tangerang.

“Kita lakukan penertiban setahap demi setahap, banyak lho tanah kami yang dikuasai warga,” ucap Edi, Kamis (22/2).

Edi menjelaskan, kebanyakan lahan yang dibangun bangunan liar merupakan mlik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Untuk mengembalikan haknya, Daop 1 telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk aparat kepolisian, TNI dan Polri untuk menertibkan bangunan liar. Sejumlah lurah dan camat di ajak bersama sama melakukan penertiban.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, bangunan liar terdapat di sisi rel di area Tambora, Jembatan Lima, Jembatan Besi, hingga krendang.

KAI sendiri hingga kini belum melakukan tindakan di tempat itu, mereka lebih melakukan pembersihan di dalam pagar dan membiarkan lahan lahan di kuasai oleh warga.

Selasa (22/2) PT KAI diagendakan melakukan penertiban di dalam pagar rel lintas Stasiun Duri - Grogol. Namun, KAI membiarkan bangunan liar yang ada di luar pagar. Penertiban hanya dilakukan dengan menebang beberapa pohon pisang yang berada dalam pagar.

Sekretaris Lurah Grogol, Zainuddin, menyebut pihak PT KAI tak ada niatan menertibkan puluhan bangli yang kini telah berdiri berpuluh- puluh tahun lamanya, di luar pagar pembatas rel KA. Zainuddin menilai, PT KAI juga tidak sigap menata lingkungan.

"Agendanya, memang penertiban bangunan liar. Tapi, bangunan liaryang ada di bibir rel itu, sudah tidak ada,” kata Zainuddin.

Zainuddin menambahkan, bukan hanya perjalanan kereta api yang terganggu dengan adanya bangunan liar. Bangunan-bangunan liar juga menyebabkan terbentuknya genangan lantaran bangunan liar itu berada di atas saluran air.

Maman, 48, seorang pedagang di kawasan Stasiun Angke, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat mengatakan dirinya siap bila harus digusur asalkan ada pengganti.

"Tempatin aja dulu sebelum ada penertiban, kalau misalnya di tertibkan kita siap kok, asal ada ganti jelas,” katanya.

Maman mendirikan kios buah berukuran 5x4 meter persegi di trotoar jalan Stasiun Muara Angke. Kios itu tepat di samping pagar dan menutupi seluruh trotoar jalan. Maman melubangi pagar pembatas rel agar bisa berjalan melintasi dua rel yang ada, sebab untuk ke rumah Maman harus menyeberangi dua rel. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya