Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kawasan Wisata Puncak seperti Kota Mati

11/2/2018 11:20
Kawasan Wisata Puncak seperti Kota Mati
(MI/BARY FATHAHILAH)

KAWASAN wisata Puncak, Kabupaten Bogor, yang biasanya ramai di akhir pekan menjadi seperti kota mati pascalongsor yang terjadi pada Senin (5/2).

Pantauan Media Indonesia selama dua hari berturut-turut sejak Jumat (9/2), kawasan wisata tersebut sepi. Bahkan, sejumlah titik seperti sebuah kota mati. Banyak warga yang mengurungkan niatnya liburan akhir pekan ke Puncak karena takut dengan bencana longsor terulang dan juga karena masih tertutupnya akses menuju kawasan wisata tersebut.

"Lihat di berita, kondisi jalannya mengerikan. Apalagi sekarang hujan terus, kami cancel. Kami berencana ke tempat lain. Ini lagi dibahas," ujar Ikhsan, warga Depok, kemarin.

Widya, warga Cibubur, Jakarta Timur, juga mengatakan menunda liburan akhir pekan ke Puncak karena khawatir dengan bencana longsor yang ramai diperbincangkan di media sosial. "Kami enggak mau cari penyakit, setelah mendapat info longsor di Puncak, kami langsung batalkan liburan ke Puncak," katanya.

Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang mengatakan TSI kehilangan pengunjung sekitar 70%-80%. Menurutnya, ini terparah sepanjang sejarah TSI ada sejak 34 tahun lalu. "Kalau hari biasa pengunjung mencapai 7.000-10.000, minimal 5.000, tapi kemarin Jumat hanya 900 orang. Sekarang parkir saja kosong, pengunjung paling 20% yang datang."

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Budi Sulistyo mengatakan, dari 300-an hotel dan tempat-tempat wisata yang ada di jalur Puncak mulai Ciawi hingga Puncak Pass, Cisarua, hampir semua mengeluh sepi pengunjung.

Menurut dia, rata-rata hotel-hotel mengalami penurunan pengunjung hingga 60%, sedangkan sejumlah tempat wisata mengalami penurunan dari 70%-80% . "Banyak yang meng-cancel. Alasannya, mereka ketakutan saja. Bukan karena penutupan, tapi kondisi cuaca, takut longsor kejadian lagi. Mendingan libur di rumah kali," kata Budi.

Dia mencontohkan Taman Wisata Matahari (TWM), salah satu tempat wisata yang hari-hari sebelum longsor, selalu diserbu pengunjung. Kini, sang pengelola mengeluh. Penurunan di tempat itu drastis jika dibandingkan dengan tempat-tempat lain. "TWM juga tadi mengeluh ke saya penurunannya drastis. Meski agak jauh dari lokasi longsor, tapi banyak rombongan yang meng-cancel karena alasan takut itu. Kemarin, di situ memang ada bencana banjir," ungkapnya.

Menurut Kasat Lantas Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama, sampai pukul 13.00 WIB, kemarin, jumlah kendaraan yang keluar atau turun ke arah Bogor/Jakarta sebanyak 8.804 kendaraan, sedangkan yang masuk atau naik ke Puncak hanya 5.105 kendaraan. Kendaraan itu diduga milik warga setempat yang melakukan aktivitas sehari-hari. (DD/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya