Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
TIM dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan ada 22 titik longsor di jalur Puncak, Kabupaten Bogor. Ke-22 titik itu di temukan sejak dari Kecamatan Cisarua hingga tugu perbatasan atau sekitar Rindu Alam (Puncak Pass).
"Ini bukan lagi rawan longsor, tapi hasil penelusuran tim kami tadi, ke-22 titik itu sudah terjadi. Kalau belum terjadi, baru dinamakan rawan," kata Kepala Badan Geo-logi Kementreian ESDM, Rudy Suhendar, di lokasi bencana tanah longsor di titik Riung Gunung, Jalur Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, kemarin.
Dengan pertimbangan kondisi tersebut, lanjutnya, jalur itu harus ditutup. Rudy menjelaskan yang menjadi penyebab longsor ada tiga faktor. Pertama, karena adanya lereng, ada topografi. Kedua, adanya sifat tanah atau batuan yang rentan terhadap longsor. Ketiga, adanya air sebagai pemicu.
"Ketiga hal ini, apabila dalam lereng tidak setimbang, akan terjadi kolaps atau longsor. Inilah yang terjadi di sini. Pada saat air hujan cukup tinggi, terjadilah beban pada lereng dan akhirnya longsor," ungkapnya.
Bagaimana air bisa masuk ke tanah atau bebatuan, menurut Rudy, disebabkan di bagian permukaan atas ada bangunan yang menjadi beban. Lantaran itu, pihaknya menyarankan tidak boleh membangun di atas tebing dan di bawah tebing.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor harus menyosialisasikan masalah ini.
"Kami dari Badan Geologi, dengan kondisi sekarang ini meminta lebih baik harus ditutup," tegasnya.
Pihaknya telah melakukan penyisiran sejak kemarin atau beberapa saat pasca-peristiwa tanah longsor yang terjadi Senin (5/2).
Penemuan ke-22 titik tersebut menimbulkan kekhawatiran terjadi tanah longsor lagi jika tidak ditutup sebab dengan adanya beban (air hujan), tanahnya bergetar.
"Tadi saya berdiri di salah satu titik, rontokannya masih terjadi. Takut terjadi seperti ini menimpa jalan. Ambrol dan menimpa tempat peristirahatan," ungkapnya.
Sampai kapan batas waktu penutupan belum bisa ditentukan karena pada Februari ini intensitas curah hujan masih tinggi. Dikhawatirkan, lokasi yang longsor meluas. Untuk langkah berikutnya, kewenangan ada pada dinas terkait lainnya, seperti BPBD dan Kementerian PU-Pera.
Badan Geologi hanya memetakan daerah rawan longsor. "Yang pasti untuk sekarang ini lereng di jalan raya Puncak dalam kondisi tidak stabil. Potensi longsor susulan masih ada." (DD/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved