Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Kisah 10 Jam Terimpit Longsoran Berakhir Duka

07/2/2018 10:38
Kisah 10 Jam Terimpit Longsoran Berakhir Duka
(ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN)

"Tolong Putri Pak, Putri kejepit, mobil Putri tertimbun longsor,'' kata Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri, 25, di ujung sambungan telepon, pada saat berjuang mempertahankan hidupnya di dalam mobil Honda Brio A 1567 AS miliknya, Senin (5/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Mendengar teriakan anak bungsunya itu, Gatot Cahyadi, 50, sontak bangkit dari tempat duduknya.

Pada Senin petang itu, sepulang kerja di kantor PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia Bandara Soekarno-Hatta, Putri yang mengendarai mobil abu-abu metalik itu melintasi Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta. Hari itu hujan turun dengan deras.

Tak dinyana, longsoran beton dan tanah seketika luruh menghantam mobil Putri setelah tembok underpass di jalan tersebut ambrol. Tak lama, sejumlah petugas Badan SAR Nasional (Basarnas) tiba di lokasi untuk meng-evakuasi mobil Putri yang terjebak longsoran itu.

Melalui telepon seluler milik petugas Basarnas, Putri menghubungi Gatot. Awalnya ketika sambungan telepon dimulai, si petugas itu yang berbicara dengannya. Ia pun sempat tidak percaya mendengar informasi anak bungsunya mengalami kecelakaan. "Tapi begitu mendengar suara Putri, saya kaget. Karena posisi ada di Jakarta, saya minta pada saudara agar segera mengeceknya," kata pria yang berkerja di PT Kimia Farma, Jakarta, itu.

Seusai menutup telepon, ia seketika kalut. Dalam pendengarannya, suara anak bungsunya itu terdengar seperti sedang menahan rasa sakit. Gatot yang belum kembali ke rumah kontrakan mereka di Batu Ceper, Kota Tangerang, sepulang bekerja, akhirnya meminta tolong salah seorang kerabat mereka yang tinggal di sekitar rumah itu.

Sang kerabat pun segera menuju Jalan Perimeter Selatan dan mendapati anak bungsu dari tiga bersaudara itu memang menjadi korban tanah longsor di sana. Mendengar kepastian itu, Gatot langsung ke lokasi kejadian. "Saya sampai di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB, dan melihat petugas sedang berusaha mengevakuasi korban," kata dia.

Proses evakuasi memakan waktu panjang. Sepuluh jam berselang dari kecelakaan, Putri baru bisa dikeluarkan dari mobilnya. Timbunan longsoran yang tebal dan posisi korban yang terjepit setir mobil membuat petugas kesulitan mengevakuasinya. Saat itu sudah dini hari, waktu menunjukkan pukul 03.00.

"Saat itu, meskipun kondisi Putri sudah lemah, saya agak lega karena dia masih bisa berkata soal pahanya yang sakit,'' kenang Gatot. Putri pun segera dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang.

Namun, kondisi perempuan yang baru satu tahun bekerja di PT GMF itu terus memburuk sehinga harus dilarikan ke RS Mayapada, Tangerang. Di rumah sakit tersebut, akhirnya Putri mengembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul O7.00 WIB.

Jenazah Putri pun dibawa ke kampung halamannya di Perumahan Permata Hijau, Kota Serang Baru, Banten, untuk dimakamkan di sana.

"Ya mungkin ini sudah takdir. Biasanya dia bekerja enggak pernah bawa mobil walaupun hujan. Tapi entah kok tiba-tiba ingin bawa mobil," ujarnya lirih.

Dalam kecelakaan tersebut, teman kerja Putri, Mukhmainna Syamsuddin, juga berada di mobil tersebut.Sampai saat ini, Mukhmainna masih menjalani perawatan di RS Siloam Karawaci. "Secara umum kondisi pasien baik. Dia respons, kalau dita-nya, dijawab, dan matanya bisa lihat di sekelilingnya," kata Kepala Divisi Pengembangan Bisnis RS Siloam, Karawaci, Tangerang Alexander Mutak. (Sumantri Handoyo/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya