Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
EMPAT organisasi koperasi angkutan kota (angkot) di bawah DPD Organda DKI Jakarta tetap menolak untuk ikut menjadi peserta dalam uji coba program One Karcis One Trip (OK Otrip). Hingga saat ini, baru dua koperasi yang ikut uji coba tersebut yakni KWK dan Budi Luhur.
“Kan tadinya terdapat enam koperasi. Yang ikut uji coba dua, tapi empat ditunda sampai sekarang belum yaitu Kopamilet, Komilet, Kolamas, dan Komika,” ujar Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, di Jakarta, kemarin
Adapun, empat angkot tidak bergabung dalam program OK Otrip yang diujicobakan sejak 15 Januari karena mereka belum sepakat dengan tarif yang ditawarkan PT Transjakarta yakni Rp3.400 per kilometer. Adapun keempat koperasi itu menginginkan Rp3.800 per kilometer.
Dengan tarif yang ditawarkan PT Transjakarta, empat koperasi itu khawatir pendapatan anggotanya akan menurun. “Jangan sampai karena ikut OK Otrip, kok penghasilan kami menurun? Nah, itu kan bisa berbahaya. Makanya, sementara kami tarik dulu, ja-ngan sampai menimbulkan masalah,” kata Shafruhan.
Selain itu, mereka menilai skema kerja sama yang ditawarkan akan memberatkan.Biaya operasional itu mencakup gaji sopir sebesar Rp3,6 juta sesuai UMP, iuran BPJS sopir, bensin, dan perawatan kendaraan, harus mereka tanggung sendiri.
“Biasanya pengusaha angkot menerima setoran harian. Sekarang tidak terima karena bergabung OK-Otrip, tapi mereka harus siapkan biaya operasional. Setelah diklaim nanti ke hasilnya malah tidak menguntungkan, bagaimana mau masuk (OK-Otrip) kalau begitu,” jelasnya.
Empat koperasi tersebut akan kembali bernegosiasi dengan PT Transjakarta. “Kalau bicara Transjakarta, berarti bicara anggaran. Anggarannya memungkinkan apa enggak? Kalau anggarannya enggak memungkinkan, ya, lebih baik kami pending,” kata Shafruhan. (Ssr/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved