Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Berbondong-bondong Mengenjot di Jakarta

Nurul Hidayah
27/1/2018 16:34
Berbondong-bondong Mengenjot di Jakarta
(MI/Ramdani)

SEDIKIT berlari, Herman, 36, mengejar seorang ibu yang membawa kresek besar berisi sayuran yang baru dibeli di tangan kanannya. Bermaksud menawarkan jasa, namun sang ibu segera melambaikan tangan kirinya menolak tawaran jasa Herman.

"Ya, seperti itu sekarang, Susah sekali mau dapat satu orang saja yang mau naik becak," ungkap Herman. Kalau pun sang calon penumpang setuju naik becak, harus didahului dengan tawar menawar yang cukup alot. "Kadang hanya uang seribu saja alot sekali,"ungkap Herman.

Padahal bagi Herman, uang seribu itu sangat berharga untuk membeli beras. Herman warga Cangkol, Kota Cirebon yang sehari-hari ngetem di Pasar Pagi, Kota Cirebon sebelumnya mengaku ngetem di salah satu mall di Kota Cirebon. Namun seiring dengan maraknya ojek online, pendapatannya pun terus berkurang. "Jadi saya beralih ke pasar ini," ungkapnya.

Ibu-ibu yang datang dan berbelanja di pasar menurut Herman masih banyak yang membutuhkan jasa penarik becak seperti dirinya. "Tapi ya itu, tawar menawar alotnya luar biasa," ungkap Herman.

Dalam sehari, Herman mengaku hanya bisa membawa uang ke rumah sebesar Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. "Itu bersih setelah dipotong sewa becak ke majikan dan biaya makan," ungkap Herman. Bahkan terkadang untuk menghemat, Herman seringkali membawa bekal nasi dari rumahnya sendiri.

Karenanya, saat mendengar kabar becak akan diperbolehkan lagi di Jakarta, Herman pun sangat antusias. Teman-teman sesama penarik becak yang sudah kembali ke Cirebon berkumpul dan sepakat untuk kembali ke Jakarta.

"Waktu gubernurnya Pak Foke, saya masih di Jakarta narik becak," ungkapnya. Tinggal di daerah Muara Angke, Herman mengaku mendapatkan penghasilan yang lumayan saat menarik becak di Jakarta. "Sehari bisa dapat Rp 150 ribu," ungkapnya.

Namun diakui Herman di era ojek online seperti sekarang ini belum tentu dirinya bisa mendapatkan penghasilan besar seperti dulu. "Namanya juga mencoba," ungkap Herman. Herman pun mengaku akan berangkat ke Jakarta dalam waktu dekat. Sedangkan becaknya sudah berangkat lebih dulu. "Dititipkan ke teman," ungkap Herman.

Dedi, warga Pesisir, Kota Cirebon, mengaku mereka berangkat ke Jakarta dengan biaya sendiri. "Becaknya sudah berangkat, diangkut pakai trailer," ungkap Dedi. Becak itu terlebih dahulu dibongkar, lalu dikemas dan ditutup menggunakan dus. Diangkut menggunakan truk atau trailer yang dalam kondisi kosong. "Biasanya dari truk atau trailer yang kembali dari Surabaya ke Jakarta kan kosong, diangkut pakai itu," ungkap Dedi.

Dedi mengaku ada sekitar 40 becak yang sudah dibongkar dan dibawa ke Jakarta. Jumlah itu berasal dari tukang becak yang biasa mangkal di Pasar Pagi dan sekitarnya. "Kami baru menyusul besok atau lusa," ungkapnya. Jika biaya sewa becak di Cirebon hanya Rp 5 ribu/hari, namun karena dibawa ke Jakarta biaya sewa mencapai Rp 15 ribu/hari.

"Sebenarnya kita juga tidak tahu apa pendapatan kita akan sebesar dulu," ungkap Dedi. Namun mereka tetap berangkat ke Jakarta berharap bisa mendapatkan penghasilan lebih besar lagi di ibukota. "Untuk sementara nanti tidurnya di emperan toko dulu sebelum dapat rumah sewa," ungkap Dedi.

Namun tidak bagi pakde, begitu biasa tukang becak yang biasa mangkal di Stasiun Cirebon tersebut dipanggil. Sekalipun ada seorang temannya yang mengajak menarik becak di Jakarta, pakde menolaknya. "Itu namanya dua dapur. Ya di Cirebon ya di Jakarta," ungkapnya. Biayanya akan lebih besar lagi.

Karena itu pakde lebih memilih untuk tetap menarik becak di Cirebon. "Dulu sebelum ada ojek online saya bisa dapat Rp 50 ribu sehari, bahkan bisa lebih," ungkap pakde. Sekalipun kini pendapatan terus turun toh pakde tetap enggan untuk menarik becak di Jakarta. "disini sajalah," ungkap pakde santai. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya