Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Kepatuhan PNS Bekasi Baru Sebatas Absen

Gana Buana
18/1/2018 10:01
Kepatuhan PNS Bekasi Baru Sebatas Absen
(ANTARA/Ivan Pramana Putra)

PENGGUNAAN absensi elektronik berbasis pemindai sidik jari belum maksimal dalam meningkatkan kedisiplinan para pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah Kota Bekasi. Para pegawai bahkan menganggap sistem pemindai sidik jari sebagai sebuah tindakan pemaksaan.

Sekretaris Daerah Kota Bekasi Rayendra Sukarmadji menyampaikan sejak dibuat penerapan absensi elektronik di setiap unit kerja sudah terlihat ada perubahan dalam disiplin masuk PNS, namun belum dalam kinerja. “Mereka belum sungguh-sungguh bekerja, hanya sekadar mengejar absensi semata,” ungkap Rayendra, kemarin.

Rayendra mengungkapkan sebetulnya sistem absensi elektronik dibuat tidak hanya untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai. Namun, rekapitulasi kerja para pegawai pun diatur berdasarkan absensi tersebut.

Selain itu, sistem absensi elektronik menjadi indikator penentu besaran tunjangan penambahan penghasilan (TPP) yang akan didapat para pegawai. Oleh karena itu, pegawai pun mau tidak mau tunduk akan sistem tersebut.

“Mekanisme pemberian TPP diatur dalam Peraturan Wali Kota nomor 100 tahun 2017 tentang Tunjangan Penambahan Penghasilan bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi,” kata dia.

Kepala Bidang Kepala Bidang Penilaian Kinerja Aparatur pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Peatihan Daerah (BKPPD) Kota Bekasi Widytiawarman menyampaikan penggunaan absensi elektronik sebetulnya sudah menekan angka ketidakhadiran pegawai.

Semula, setiap hari pegawai yang mangkir tercatat sebanyak 90-100 orang. Jumlah tersebut berkurang setelah menggunakan absensi elektronik berbasis pemindai sidik jari.

Setiap hari masalah sistem absensi elektronik terjadi. BKPPD dan Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian telah membentuk tim yang akan langsung menyelesaikan permasalahan jaringan apapun dalam aplikasi absensi.

Biasanya permasalahan jaringan terjadi karena gangguan koneksi antara alat finger print dengan server aplikasi absensi. Tim yang disediakan berjumlah lima orang dan setiap hari akan berkeliling ke semua unit-unit kerja untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Dia berharap nantinya tidak ada lagi permasalahan menyangkut soal teknis.

“Tim siap untuk menjadi konsultan dan membantu permasalahan teknis di lapangan. Setiap terjadi gangguan agar melaporkan kepada mereka,” tandasnya. (Gan/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya